Mohon tunggu...
Agsta Aris A
Agsta Aris A Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Usaha yang kita lakukan jauh lebih bernilai, ketimbang apa yang akan kita dapatkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kilasan Sejarah Nabi Adam tentang Hoax

26 Juni 2019   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2019   07:49 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh :
Agsta Aris Afifudin
(Mahasiswa Universitas Peradaban, Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)

Berita palsu (kabar bohong) atau hoax kerap beredar di dunia maya dan bukan hal baru dalam sejarah manusia. Hal ini sudah terjadi sejak masa Nabi Adam AS. Ketika itu, Nabi Adam mendapat kabar bohong dari iblis sehingga terusir dari surga. Hingga masa Nabi Muhammad SAW bahkan dalam kehidupan umat Islam di akhir zaman ini, hoax semakin mewabah.

Ditengah perkembangan teknologi saat ini, semua orang mempunyai akses terhadap ponsel dan komputer, beragam informasi semakin riuh sesak mewarnai media sosial. Bukan saja dari pihak media, perputaran informasi justru semakin deras di tangan pengguna internet, mulai dari orang dewasa sampai anak-anak. Bahkan sebesar 25% anak-anak mengaku percaya dengan informasi yang mereka dapat dari media sosial. Apalagi media sosial menempati peringkat tertinggi sebagai tempat mencari sumber berita preferensi remaja dan anak-anak.

Berita-berita kebohongan di media sosial, atau yang biasa disebut dengan istilah hoax. Hoaks yang kini tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan arti "berita bohong" tak sesederhana kelihatannya. Hoaks yang biasa diartikan sebagai upaya memperdaya banyak orang dengan sebuah berita bohong, memperdaya sekumpulan orang dengan membuat mereka percaya pada sesuatu berita yang telah dipalsukan. Kini sudah banyak berita informasi yang merugikan bagi penggunanya.

Berita bohong dan fitnah sering menemukan fenomena untuk hadir dalam kehidupan manusia. Padahal, dalam sejarah berita bohong sudah tertulis jelas dalam kitab-kitab suci sejak perjalanan manusia baru dimulai dan terus berlanjut hingga jaman dimana teknologi hampir-hampir "mengistirahatkan" otak dan hati manusia.

Dalam penulisan ini akan mencoba menampilan sedikit demi sedikit tentang kisah hoax yang tercatat dalam Al-Qur'an melalui kisah Nabi Adam Alaihisalam agar bisa kita ambil pelajarannya tentang pola pemberitaan yang tidak bertanggung jawab.

Di dalam Al-Qur'an al-Karim menginformasikan pada kita pada surat al-A'raf, ayat 19-22.

"(Dan Allah Berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang zalim". Ayat 19.
Inilah faktanya, pohon tersebut tidak sepatutnya didekati. Pasalnya, larangan dari Tuhan Maha Kuasa sudah menyebutkan bahwa mendekatinya akan menimbulkan bahaya, menjadi golongan orang-orang yang dhalim. Fakta ini di dapat dari sumber pertama yang paling kredibel, paling terpercaya, yaitu Allah SWT.

Ayat 20, "Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata:"Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)". Inilah hoaks pertama dalam sejarah manusia, dimana iblis membisikkan ke telinga Nabi Adam AS.

Jika kita tarik awal dari latar belakang tersebut siapakah pelaku sekarang yang sedang gencar memberitakan berita-berita palsu dalam media, apakah dia salah satu individu yang mendapatkan bisikkan syaitan(Iblis)?

Namun ada juga penyebar hoax paling di kenal ketika itu, adalah Abdullah bin Ubay bin Salul. Seringnya hoax menyerang umat Islam di Madinah hingga Allah menurunkan ayat yang berbunyi ancaman keras bagi orang-orang yang suka menyebarkan berita bohong. (Q.S. Al Ahzab:60)
Berita hoaks juga menjadi penyebab lahirnya fitnah yang cukup besar bagi kalangan umat Islam setelah Rasulullah wafat,yaitu terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan. 

Fitnah ini terus melebar hingga terjadi perang jamal dan perang shiffin yang terjadi antara sahabat-sahabat Rasulullah, yang kemudian menjadi cikal bakal timbulnya kelompok besar dalam Islam.

Di era modern, kita masih ingat tentang salah satu peristiwa besar invansi Amerika kepada Negara Irak. Seluruh dunia menyaksikan bagaimana luluh lantaknya sebuah negara berawal dari berita hoaks yang tidak bisa dibuktikan sampai hari ini.

Nabi Isa juga menjadi sasaran hoaks ketika ada yang bilang Isa itu sebagai anak tuhan yang harus disembah. Tersebarnya agama selain Islam dan Tuhan selain Allah, juga hoax besar dalam keyakinan Islam. Karena itu semua informasi tidak jelas kebenarannya.

Akan hal ini Agama Islam juga memberi arahan dalam menerima sebuah berita agar terhindar dari hoaks. Seperti disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al Isra":36. "Jangan lakukan dan katakan tanpa ilmu. Definisi dasar ilmu yang disepakati adaah sebuah maklumat yang sesuai dengan fakta". Juga dalam surat Al Hujara: 6 yaitu, "sebuah berita harus bisa di pastikan kebenarannya, bukan hanya berita yang datang dari orang fasik, tapi dari siapapun".

Sebuah berita benar belum tentu boleh disebarkan, seperti berita-berita berisi vulgar, kriminal dan perbuatan-perbuatan keji. Sebuah berita benar namun berpotensi SARA dan kegaduhan, hendaknya dimusyawarahkan dengan ahlinya, jangan langsung di sebarkan.

Janganlah engkau menulis gagasan atau opini yang berusaha mempengaruhi pikiran warga net dengan isu sara yang menyedihkan. Hal ini adalah kegiatan syaitan(iblis) yang kalian menyebarkan konten-konten negatif. Maka, jadilah pembuat konten positif agar disukai masyarakat dan mendapatkan pujian bagi kepentingan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun