Mohon tunggu...
Rana Farrasati
Rana Farrasati Mohon Tunggu... Ilmuwan - Agriwatch - share knowledge and information about agriculture nowadays!

full time researcher, half time illustrator and musician.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jantung Kehidupan Suku Tengger

13 Juli 2018   16:17 Diperbarui: 13 Juli 2018   16:49 2139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paru - paru dunia dan Jantung Kehidupan merupakan analogi fundamental dari  fungsi hutan dalam mendukung keberlangsungan ekosistem dan masyarakat. 

Hutan merupakan sumberdaya alam yang memiliki berbagai fungsi penting diantaranya sebagai sumber keanekaragaman hayati dan sebagai sistem penyangga kehidupan, seperti sebagai penyedia jasa lingkungan yang memiliki nilai ekologi, ekonomi dan sosial yang tinggi. Pada kawasan Timur Pulau Jawa, terdapat salah satu taman nasional dengan bentang alam yang eksotis, biodiversitas yang melimpah, kearifan lokal yang unik serta mahsyur hingga ke negeri sebrang.

Ya, #CeritadariHutan kali ini akan mengangkat tema Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). TNBTS diresmikan sebagai kawasan Taman Nasional pada 12 November 1992. TNBTS merupakan salah satu dari 11 cagar biosfer yang disahkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) dengan keindahan yang sangat lengkap, mulai dari hutan hujan tropis pegunungan (Semeru, Bromo dan 13 lainnya), air terjun, danau, bukit, hingga lautan pasir berbisik yang menjadi daya tarik utama wisatawan.

Lokasi dengan luasan 50.276 ha yang terbagi atas tujuh zonasi dan meliputi 4 Kabupaten di Jawa Timur (Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Probolinggo) menyebabkan TNBTS memiliki latar belakang historis, ekologis, geografis dan kultur yang menarik untuk dipelajari.

Jejak Historis dan Tradisi Suku Tengger

ulinulin.com
ulinulin.com
Pada kawasan TNBTS telah hidup berdampingan berbagai ragam suku dan agama yang berbeda (Islam, Hindhu, Budha) dengan nilai toleransi yang telah mendarah daging. Salah satu suku lokal yang memiliki tradisi dan kepercayaan yang cukup kontras dan unik jika dibandingkan dengan penduduk di Jawa Timur pada umumnya bernama Suku Tengger. 

Nama suku tersebut disinyalir berasal dari nama Pegunungan Tengger yang mereka diami saat ini. Pun sumber lain mengatakan nama itu  berasal dari gabungan nama nenek moyang mereka yaitu Roro Anteng dan Joko Seger, keturunan dari Kerajaan Majapahit yang tertera dalam salah satu tulisan Robert W. Hefner dengan judul Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam.

Hidup berdampingan dengan alam menyebabkan masyarakat Tengger sangat menghargai keberadaan hutan pegunungan disekitarnya dan terlihat saling menghidupi satu dengan yang lain. Hutan merupakan sumber penghidupan bagi suku Tengger, jauh sebelum dibukanya TNBTS menjadi tempat wisata yang ikonik. Hal tersebut ditandai dengan kegiatan bertani secara monokultur ataupun wanatani yang telah digeluti sejak puluhan tahun yang lalu yang hingga saat ini masih dilakukan pada Zona Pemanfaatan TNBTS seluas 1.193,43 ha.

Meskipun arus wisatawan dalam negeri dan luar negeri yang tinggi serta rentannya akulturasi kebudayaan dari waktu ke waktu, tidak menyebabkan lunturnya karakteristik kuat dari masyarakat Tengger. 

Berbagai tradisi dan upacara atau ritual keagamaan masih terus dilestarikan hingga saat ini seperti Yadnya Kasada (Kasodo), Karo, Kawalu, Kasanga, Ojung, Unan -- unan. Keseluruhan dari tradisi yang dilakukan merupakan upaya bersyukur dan mengharapkan kehidupan yang lebih baik kepada dewa -- dewa serta upaya mempererat hubungan antar umat beragama.

Keanekaragaman Hayati melimpah, Rumah bagi flora - fauna langka Indonesia

Dokrpi
Dokrpi
Kegiatan Vulkanisme yang sangat intens menyebabkan fenomena kaldera dalam kaldera dan terciptanya Ekosistem unik pada Kawasan TNBTS. Diperkirakan kurang lebih 1.025 jenis flora dan 158 jenis fauna terdapat di TNBTS. 

Beberapa flora pegunungan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain Acer Laurinum, Dodonaea viscosa, Homalanthus giganteus, Cyatea contaminans, Dycksonia sp., Scirpus mucronatus, Cemara gunung (Casuarina junghuhniana), Mentigen (Vacinium varingaefolium), dan Albizia lophanta, jamuju (Dacrycarpus imbricatus), eidelweiss (Anaphalis javanica), 157 jenis anggrek di kawasan hutan Gunung Semeru, jenis rumput langka (Styphelia pungieus), dan tanaman lainnya (Geonas, 2012; Budiyanti 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun