Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berdamai dengan Kantuk

2 Mei 2012   23:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:49 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini, ngantuk adalah hal yang paling dan slalu muncul di tiap hari kehidupan kita. tapi, sadarkah bahwa sebenarnya kita hanya mengantuk kalau kita memang menuruti nafsu mengantuk kita? coba bayangkan, kalau kita sedang dalam pekerjaan yang menarik, menyenangkan, dan melibatkan kita dalam sebuah permainan yang sangat atraktif, entah bagaimana kantuk itu nyaris tak ada. Padahal, sejatinya konon manusia butuh tidur paling tidak lima jam dalam sehari.

Karena itu, bagi saya mengantuk sebenarnya adalah piliahn. Saat sedang dalam pekerjaan yang membosankan, maka itu sebenarnya adalah godaan. Godaan untuk berhenti, godaan untuk istirahat, di mana kalau dituruti, bisa jadi mengantuk itu akan mengantarkan kita pada tidur yang tak berkesudahan. Akibatnya, pekerjaan tertunda, dan banyak yang menumpuk pada akhirnya.

Saat menulis ini pun saya sebenarnya dalam kondisi sangat mengantuk luar biasa. Setelah kemarin tugas sejenak keluar kota, setir mobil dalam perjalanan panjang, tentu ini adalah alasan paling tepat bagi saya untuk istirahat. Bahkan, banyak ucapan dari dalam diri mengatakan, istirahat dulu, kalau tidak nanti sakit loh. Dan ini sering kali adalah pembenaran. Kalau tidak istirahat, pasti sakit. Padahal, sebenarnya, ada juga ucapan dalam diri yang sering mengatakan, ayuk terus, nanti kalau semua sudah selesai, baru saatnya istirahat.

Karena itu, sekali lagi, mengantuk sebenarnya adalah pilihan. Ini bisa kita pilih segera dituruti atau mau dilepaskan dan dibiarkan hilang. jujur, saya sendiri masih sering mengikuti setelah bahasa kecil dalam tubuh mengatakan, hayuk, kamu harus ngaso setelah kerja seharian di luar kota. Tapi, untung, saya merasa ngantuk itu adalah bagian yang harus saya kendalikan, bukan yang mengendalikan saya.

Apalagi, pekerjaan saya menuntut untuk menciptakan kesenangan tersendiri, agar ngantuk tidak menggoda. Maka, kemudian jika ada rasa ngantuk yang masih menyerang, inilah yang saya lakukan

1.Menikmati kantuk dengan terkantuk-kantuk. Unik bukan? Ya, ini tidur sejenak, membayangkan diri sedang terbangun, bukan tertidur. Alias saya bayangkan saya sedang bangun dari tidur. Maka, biasanya kalau bangun tidur pilihannya adalah meneruskan tidur atau bangun segera. Dan saat kita memilih bangun segera, maka rasa segar itulah yang akan kita pilih untuk mengalir di darah dan tubuh kita. saya pun begitu. Saat kantuk menyerang dengan hebat, saya segera berbaring. Semenit saja. Saya nikmati tarik napas, menggeliat, dan merasakan energi bangun tidur, bukan mau tidur. Dari sana, saya kemudian membayangkan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Sejenak kemudian, maka ucapan kecil dalam hati akan segera membangunkan saya.

2.Tarik napas dalam-dalam dan bayangkan sedang menyerap energi positif yang ada di sekeliling, cara ini adalah cara paling sering saya lakukan. Misalnya, saya membayangkan sedang ada uang yang harus dikejar—karena saya suka uang..hehehe—maka bayangan ini akan mengarahkan saya untuk segera bekerja kembali. Tarikan napas itu akan membuat saya segera bangkit untuk mencoba menaklukkan rasa kantuk.

3.Kalau hendak menguap, ingat bahwa menguap banyak-banyak dan lebar-lebar itu tidak baik untuk kesahatan. Kalau mau menguap, ingat, ini tidak baik bagi kesehatan. Entah bagaimana, kemudian saya tidak jadi menguap. Dan, otomatis pula, rasa kantuk yang tadinya hendak menyerang, lenyap begitu saja.

4.Ingat kisah sukses orang-orang besar. Kebetulan saja, dan beruntungnya saya, pernah bertemu dengan orang-orang sukses yang menasihati dan memberikan wejangan hidupnya kepada saya. Sandiaga Uno, Dahlan Iskan, Harry Tanoe, sampai Andrie Wongso. Mereka adalah beberapa orang top yang pernah saya temui dan saya melihat mereka selalu konsisten untuk melawan diri sendiri saat sedang menghadapi godaan untuk bermalasan. Saya lihat, mereka sukses dengan kekayaan dan kebahagiaannya. Dari sana, saya membayangkan, apa yang mereka lakukan. Dan rata-rata mereka adalah pejuang tangguh yang rata-rata bangun pagi, dan tidur lagi dengan pekerjaan yang telah diselesaikan. Dengan cara itu, ketika mengantuk, saya bayangkan salah satu figur mereka yang sedang langsung menasihati saya. ajaib. Segera saya bangun dan kerja lagi karena saya membayangkan diri saya pun bisa seperti mereka—toh sama-sama manusia—sehingga segera ngantuk pun hilang dalam sekejapan mata.

5.Basahi mata dan tatap wajah di cermin. Ini cara paling gampang yang paling sering saya lakukan kalau sudah benar-benar mengantuk. Asal basah, asal lihat muka saya yang paling ganteng—paling tidak menurut istri saya…hehehe—saya segera terbangun. Ngantuk hilang. segera kerja kembali. Saat sudah mulai kerja, ini segera membangunkan saya untuk terus meneruskan kerja yang lainnya lagi.

Masih ngantuk? Wajar kok. Ini saya sengaja tidak mengedit dan tidak menambah atau mengubah tulisan ini sama sekali. Ini untuk membuktikan, bahwa dalam rasa kantuk, saya pun bisa berkarya. Silakan menilai, silakan kalau bagus dan bisa dicoba, segera praktikkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun