Mohon tunggu...
Agni AlmasFaza
Agni AlmasFaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa Pendidikan Biologi, Universitas Ahmad Dahlan, menggeluti bidang design grafis, seni lukis, dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar: "Saling Kasih" Program Seru Peningkatan Literasi Saat Pandemi

25 Juli 2021   14:00 Diperbarui: 25 Juli 2021   14:30 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 yang sudah berangsur selama lebih dari satu tahun memiliki dampak besar pada setiap sektor, satu dari banyak sector tersebut adalah sektor pendidikan. 

Berbagai kebijakan telah dikeluarkan dan dilaksanakan untuk menanggapi pembelajaran di masa pandemi, salah  satu kebijakan yang diterapkan adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), PJJ merupakan sebuah kegiatan pembelajaran formal antara pendidik dengan peserta didik di tempat dan atau waktu yang berbeda, sehingga PJJ memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan antara kedua pihak tersebut. 

Oleh karena itu seorang pendidik di masa pendemi tentunya dituntut untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menangani kelas, serta harus lebih tanggap terhadap perkembangan teknologi yang telah ada.

Beberapa software / platform seperti   WhatsApp,  Zoom, Google Meet, Google Classroom, Quizizz, dan lain sebagainya sudah banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia, namun dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang harus di hadapi, beberapa kendala dan masalah tersebut diantaranya adalah, banyak keluarga yang belum memiliki gawai, ketidaksanggupan orang tua dalam mengoperasikan gawai, terkendalanya jaringan internet, kurangnya pemahaman saat mengaplikasikan software pembelajaran, ketidakmampuan siswa dalam memahami pembelajaran yang dilakukan secara daring, menurunnya minat literasi dan numerasi yang di alami peserta didik, kurangnya perhatian terhadap peserta didik dari guru dan orang tua, dan masih banyak lagi.

Atas berbagai permasalahan pendidikan yang dihadapi maka pada tanggal 24 Januari 2020 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), salah satu program yang ditawarkan kepada mahasiswa adalah program Kampus Mengajar Angkatan 1. Tujuan dari Kampus Mengajar diantaranya adalah membantu sekolah dalam mengoptimalkan pelayanan pendidikan untuk semua peserta didik khususnya pada jenjang SD yang sedang kritis dan mengalami banyak keterbatasan pelayanan pendidikan serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki melalui kegiatan di luar kelas perkuliahan.

Penyelenggaraan program ini memberikan peluang bagi ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, mahasiswa dari Sabang sampai Merauke semua diberikan kesempatan untuk berkontribusi di jenjang SD di daerah terdekat masing-masing. Terdapat kurang lebih 30.000 mahasiswa mendaftar program, melalui berbagai tahap seleksi yang diberikan, pemerintah akhirnya menetapkan dan menerjunkan sebanyak kurang lebih 15.000 mahasiswa ke beberpa SD.

Fokus pelayanan yang diberikan oleh mahasiswa terhadap SD diantaranya adalah pendampingan peserta didik dalam meningkatkan minat dan kemampuan bidang literasi dan numersi, pendampingan terhadap adaptasi teknologi, dan juga pendampingan terhadap administrasi sekolah. 

Kebijakan PJJ yang tidak dapat di ikuti oleh beberapa sekolah menyebabkan kurang tercapainya tujuan pembelajaran, sehingga sekolah-sekolah tersebut terpaksa menjalankan KBM secara tatap muka dengan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar peserta didik dapat belajar dengan lebih maksimal dan mencapai tujuan pembelajaran.

Sebanyak lima mahasiswa yang berasal dari Universitass Ahmad Dahlan dan Universitas Negeri Jakarta diterjunkan di SDN III Kedungdawa, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.  

Kondisi sekolah ini memiliki beberapa ruang kelas yang kurang layak untuk dijadikan sebagai tempat belajar seperti kursi dan meja yang rapuh, dinding yang berlubang, dan lantai yang pecah-pecah, belum lagi akses menuju sekolah harus melalui jalanan tanah berbatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun