Mohon tunggu...
Agnes Samloy
Agnes Samloy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota 2019
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Jangan pernah berhenti untuk belajar, karena hidup tak pernah berhenti untuk mengajarkan" Belajar, Usaha, Doa!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Isi Hati Anak Rantau kepada Orangtua yang Jauh

2 Desember 2020   11:56 Diperbarui: 2 Desember 2020   12:07 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kesepian, kesendirian, dan kerinduan adalah hal yang akrab dirasakan oleh anak rantau. Saat jauh dari orang tua, para perantau menyimpan permasalahan dan kerinduan mereka sendiri tanpa harus bicara langsung kepada orang tua mereka. Namun, tidak pernah anak rantau bagi keluh kesah yang terlalu berat.

Merantau bukanlah perkara sederhana, jauh dari orang tua adalah hal yang paling sulit dijalani dimana suasana sangat berbeda sekali. Namun berbahagialah mereka yang sedang sedang berjuang di tanah rantau, semakin jauh dari orang tua hati mereka justru semakin dekat. Sejujurnya kesedihan terberat yang ada di hati anak rantau adalah jauh dari ibunya (hehe cengeng). Namun dilubuk hatinya pula anak rantau percaya bahwa orang yang kelak dia bahagiakan adalah ayah dan ibunya.

Selain ibu yang melahirkan,ibu juga punya frekuensi batin yang kuat dengan anaknya, ibu bisa merasakan apa yang anaknya rasakan. Kesendirian dan kesepian adalah hal yang setiap hari anak rantau temui. Apakah mereka sedih? Iya, tapi ini bagian dari sebuah perjuangan seorang perantau dalam kesendirian.

Kesendirian merupakan hal yang sering dirasakan anak rantau. Dalam diam dan kesepian, para perantau punya mimpi yang sangat besar. Tentu ada pengorbanan yang dilakukan, salah satunya menahan rindu pada tanah kelahiran. Dan kerinduan itu yang nanti akan terbayar lunas saat pulang mengembangkan tanah kelahiran sendiri.

Hidup hemat adalah bagian dari proses perjuangan, tidak ada kesuksesan yang dicapai tanpa pengorbanan, Karena aku yakin tidak ada proses yang mengkhianati hasil. 3 hal yang selalu dominan dalam berjuang yaitu: usaha, doa, dan keyakinan. Tanpa salah satunya hanya akan memberikan hasil yang sia-sia.

Bertahan dalam keterbatasan.. Nak, bapak mau ngirim uangnya telat seminggu ya? Bapak belum ada uang... Mengisahkan uang agar mampu bertahan dikemudian hari adalah hal yang bisa dilakukan oleh para perantau. Tapi, saat tahu bahwa orang tua telat mengirimkan uang bulanan, hanya satu kalimat 6 kata yang bisa mewakili perasaan yaitu: pasrah. Namun tak apa, itu bagian dari proses kehidupan. Sebab proses tidak akan mengkhianati hasil. Mandiri adalah pilihan!

Teruntuk orang tuaku, terimakasih telah mengizinkanku menjadi seseorang yang kuat menghadapi dunia. Hanya orang tua yang hebat yang merelakan anaknya pergi merantau, orang tua tahu bahwa sangat berat melepaskan anaknya pergi ke tanah orang. Tapi, disitulah kehebatan orang tua melepaskan anaknya untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak guna untuk masa depan anaknya. Anak rantau menyadari bahwa orang tua mereka yang hebat memberi sebuah kepercayaan besar pada mereka untuk meraih kesuksesan diluar zona nyaman. 

Untuk anak rantau: segala sesuatu yang runtuh mungkin bisa ditata kembali. Tapi tidak kepercayaan, jadi selama itu masih ada tolong jangan sia-siakan!

02 December 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun