Mohon tunggu...
Agnes Cellyana
Agnes Cellyana Mohon Tunggu... Freelancer - A freelancer; a wife.

A housewife with a wide grin who tries her best for her little lovely family.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

People Pleaser, Si "Gak Enakan"

11 Agustus 2020   22:17 Diperbarui: 11 Agustus 2020   22:25 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
livewellwithsharonmartin.com

Artikel ini mengandung cerita pribadi yang lumayan panjang.

Pernahkah teman-teman ketemu orang yang tidak bisa menolak ajakan orang lain? Pasti di antara teman-teman ada saja orang yang tidak bisa menolak ajakan atau permintaan orang lain, atau biasa kita sebut 'si gak enakan'. Bahasa kerennya, people pleaser.

Secara sederhana, orang ini adalah tipe orang yang kalau diajak nongkrong dia pasti bilang iya. Kalau ada yang pinjam duit pasti dipinjamin. Kalau ada yang mau numpang di rumahnya pasti dibolehkan, bahkan jika kamarnya hanya ada satu ya sudah kamarnya akan diikhlaskan untuk orang yang menumpang. 

Pokoknya kata 'tidak' itu haram bagi mereka. Mereka juga cenderung menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan mereka sendiri. Sungguh mulia tiada tandingan.

Sayang seribu sayang, pada faktanya banyak dari mereka yang merasa keberatan melakukan hal tersebut. Namun karena lebih besar rasa tidak enak dibandingkan rasa keberatan, jadilah mereka memilih untuk melakukan apa yang sebenarnya mereka tidak ingin lakukan, dan berujung dengan hati yang bersungut-sungut. Menolak tak mampu, menolong pun setengah hati. Repot, 'kan?

Saya pernah berada di posisi tersebut. Pada zaman sekolah, teman-teman saya hobi sekali curhat kepada saya, baik teman dekat maupun teman yang sekedar kenal. 

Saya tampung semua masalah mereka bahkan saya beri solusi ala-ala psikolog handal yang sering diundang di televisi. Kadang mereka pun tidak tahu waktu, bahkan ada yang menelepon hanya untuk menangis (iya, benar-benar menangis sesenggukan saja). 

Hasilnya? Mereka lega, mereka bahagia, bahkan tak jarang mereka berterima kasih karena saya mendengarkan mereka. Saya ikut senang karena setidaknya beban mereka terangkat karena sudah bercerita kepada saya. 

Kebanyakan masalah mereka adalah cinta-cintaan. Anehnya saya pede-pede saja memberi solusi, padahal saya pacaran pun belum pernah. Tambah anehnya lagi, kenapa mereka mempercayakan soal asmara ini kepada saya?

Lucunya, saya memilih untuk memendam masalah saya sendiri. Saya memang tipe orang yang sering memendam perasaan sendiri, dulu pun saya tidak terlalu dekat dengan orangtua saya sehingga saya juga cenderung tidak bercerita kepada mereka.

Namun, lama kelamaan saya merasa beban pelajaran saya semakin berat dan saya harus mempersiapkan diri untuk kuliah. Jauh di lubuk hati yang terdalam saya sebenarnya agak kesulitan mendengarkan cerita teman saya saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun