"Mbak es teh dua"
"Mbak Nasi sayur tiga"
"Mbak udah makannya berapa bayarnya"
Si Mbak lagi melayani sesuai nomor urut antrean cuk. Tegasku dalam hati kepada orang-orang yang tak sabaran ini. Sebenarnya aku juga salah satunya sih. Apakah aku harus mengambil peran dalam hal ini? Membantu si Mbak melayani pelanggan misalnya. Tetapi aku sadar, jiwa membungkusi dan melayani makanan masih nol koma nol satu persen. Hingga hari semakin siang antrean semakin bertambah. Lalu giliranku kapan?
"Sabar ya, sesuai nomor urut" ujar si Mbak agar melatih kami untuk sabar mengantre.
"Kamu pesan apa?" Tanya si Mbak kepadaku.
Aku bengong. Lupa dengan aku mau makan lauk apa karena lauk yang akan ku beli beberapa sudah habis.
"Mmm ini mbak, nasi campur aja deh"
"Apalagi?"
"Es teh dua mbak"
"Duh Es batunya habis. Tunggu beli dulu ya"