Mohon tunggu...
Agistina Sekarini Kanika
Agistina Sekarini Kanika Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers Mahasiswa

Seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pekalongan yang tertarik dibidang menulis dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Antrean Siang Hari

28 Maret 2020   11:17 Diperbarui: 28 Maret 2020   19:42 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan siang ini rasanya sangat menguras tenaga dan pikiranku. Padahal kegiatanku siang ini cuma menunggu dosen untuk konsultasi skripsi. Ah aku terlalu dilebih-lebihkan. Usai menemui dosen, aku tidak tahu mau kemana lagi. Sekadar berbincang dengan teman seperjuangan sembari menentukan arah tujuan rasanya malah menambahi beban pikiranku. Sebab, bahasan yang diungkit perihal keluhan-keluhan prosesnya. Mendengarkan beberapa keluhan membuatku ingin mengeluh juga. Mengeluh, perutku terasa lapar. Ah sabar perut! Aku tahu kamu butuh nutrisi, tapi tunggu sejenak ya. Aku tidak bisa pergi saat temanku ini sedang berbicara. Setengah jam berlalu, ia berhenti dari ocehan keluhannya. 

"Sebentar, aku mau duluan ya" ujarku

"Iya" jawabnya singkat tanpa mengucap hati-hati kepadaku yang akan melalui perjalanan pulang. 

Ah, terpenting aku harus hati-hati kepada diriku sendiri. Tenaga dan pikiranku sudah tidak seimbang jika dicambuki oleh rasa kelaparan. Aku menuju warung andalanku. Iya, sebab disinilah aku bisa menemukan harga sesuai kantongku. 

"Cuy mau kemana?"sapa temanku yang sedang makan di sebuah kantin kampus yang bergengsi. Iya, karena harganya bikin dompet menjerit, bagi aku kaum yang irit. Irit di tanggal tua. Di kampus ada beberapa titik kantin yang bisa dinikmati oleh masyarakat kampus. Kami bisa memilih, mau kantin yang desain interiornya kekinian, atau kantin yang biasa-biasa aja. Kebetulan arah menuju parkiran harus melewati kantin bergengsi ini.

"Pulang cuy, tapi mau beli asupan dulu" jawabku

"Nggak gabung sini?" Lanjutnya

"Mmm. Nanti aja cuy kapan-kapan."

"Ah gaya lu"

Secepat itukah orang menilai kalau cuma nolak makan di tempat 'wah' langsung sok gaya. Bahkan sebaliknya, ketika orang yang belum pernah makan di tempat 'wah' lalu sekalinya makan langsung dibilang sok gaya. Aku langsung tancap gas menuju warung andalan. Sesampainya, shit! yang jual sampai enggak kelihatan. Banyak motor yang parkir di depan warung. Mau lihat lauk yang dipajang layaknya pameran pun tertutupi oleh barisan orang lapar. Tempat duduk terpenuhi orang-orang yang memburu warung andalan siang itu. Ada yang sudah menunggu pesanan selama 15 menit lebih ada yang sudah selesai makan tapi malah ngobrol ditempat. Padahal masih ada orang yang menunggu giliran untuk meraih tempat duduknya. 

"Mbak nasi campur"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun