Tukang becak yang sedang tiduran di bawah teriknya matahari menunggu penumpang yang masih mau menaiki becak, ketika transportasi umum sepi penumpang yang terlihat hanya supirnya, tukang pembuat kunci yang setiap hari tidak mungkin orang-orang memesan pembuatan kunci, orang berjiwa seni yang mengamen dijalanan dengan atribut nyentrik, serta masih banyak hal-hal yang perlu kita amati dan perduli antar sesama.
Aku melihat mereka dari balik jendela bus. Aku merasa gagal menjadi manusia kuat. Mereka terus berjuang untuk bertahan hidup. Sedangkan aku?Â
Aku hanyalah si manusia pengeluh yang berusaha untuk tetap baik-baik saja. Akhirnya aku tidak bisa membendung air mata ini yang sebentar lagi akan menjadi lautan. Tetapi, ketika itu...
"Yaaaa... terminall terminaalll.... yang terminal silahkan turun."
Seruan tersebut membuatku untuk menunda terpecahnya bendungan air. Aku berusaha. Berusaha untuk tetap baik-baik saja.