Mohon tunggu...
Agi Julianto Martuah Purba
Agi Julianto Martuah Purba Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya senang mengamati, membaca, merasakan dan menyatukan semuanya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Pemenang Sosial di Era Post-modern

22 November 2019   07:50 Diperbarui: 23 November 2019   14:23 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi modernisasi. (sumber: kompas)

Tulisan ini saya tulis dengan menilik balik bagaimana era yang begitu cepat berganti dari satu hal ke hal lain semakin rentan terjadi yang dikarenakan laju teknologi. Secara tidak langsung teknologi telah memaksa manusia untuk mengikuti alurnya agar manusia bisa tetap hidup di setiap perkembangan zaman pun dengan ragam tantangannya.

Hari ini dengan realitas yang sangat cepat memungkinkan manusia untuk memperoleh apa saja dengan cepat, hal ini tentunya bisa terjadi karena peran serta pemanfaatan teknologi. Sebagai sebuah contoh seorang siswa dapat mempelajari bagaimana mengerjakan tugas matematikanya dengan menonton tutorial pengerjaan soal di kanal Youtube dengan tutor yang telah paham dengan bidang tersebut.

Masih banyak contoh nyata bagaimana teknologi dapat memungkinkan manusia mengerjakan apa pun dengan rentang waktu yang cepat walaupun itu pada dasarnya adalah bukan bidang keahlian khususnya.

Terdapat sisi positif dan negatif sebagai dualisme dari pemanfaatan teknologi. Memanfaatkan teknologi dengan bijak sebagai hal yang membantu untuk menopang kehidupan manusia menuju kemajuan dalam proses kehidupan adalah sisi positif dari teknologi.

Di sisi lain, sisi negatif teknologi dapat membuat manusia semakin tidak ingin terlepas pada status quo. Hal ini berarti manusia sudah terlalu manja pada kecerdasan teknologi yang  mengakibatkan manusia menjadi apatis pada dirinya dan lingkungannya, juga minim berupaya dalam kegiatan sehari-hari karena telah terbiasa dengan semua hal yang serba cepat dan instan. 

Berangkat dari pembahasan tentang sisi negatif dari kemajuan teknologi hari ini, penulis melihat bagaimana sumber daya manusia saat ini telah paham akan banyak hal di sekelilingnya seperti tren, pendidikan, olahraga maupun politik. Itu terbukti dengan banyaknya kritik tentang situasi kehidupan hari ini di berbagai aspek lebih mendidih di sosial media dan kedai kopi. 

Ungkapan "Jack of all trades, master of none" tepat untuk  menggambarkan bagaimana seseorang dapat mengetahui banyak hal namun tidak secara mendalam dan mendasar. 

Memang kita dituntut untuk tidak hanya fokus belajar ke satu bidang saja, namun dengan mendalami banyak hal membuat kita sulit untuk fokus pada satu pengetahuan secara intens. 

Salah satu pemicunya adalah kondisi pendidikan kita, karena sistem pendidikan kita yang menuntut kita untuk fokus pada banyak mata pelajaran. Hal ini berbeda dengan beberapa negara yang telah membuat siswa fokus ke satu bidang yang diminatinya saja sehingga mereka bisa lebih fokus pada satu hal dan tidak terbebani dengan hal yang lain. 

"Barangsiapa yang habitusnya paling pas, kapitalnya paling banyak, arenanya paling sesuai dialah pemenang kehidupan sosial" --Bourdieu

Walaupun demikian orang dengan tipe "Jack of all trades" tetap di butuhkan karena pengetahuannya yang luas. Di lain hal orang dengan tipe "master of one" adalah suatu kelebihan dimana seseorang yang dapat fokus ke satu bidang yang dia tekuni dengan sungguh-sungguh. Ini akan lebih baik jika disertai dengan sikap tidak menutup mata dengan pengetahuan-pengetahuan lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun