Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kamar Kreatif

8 November 2015   07:45 Diperbarui: 8 November 2015   07:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pada dasarnya memiliki karakter untuk menjadi pribadi kreatif. Bahkan seorang penjahat pun memiliki kecenderungan untuk melakukan “aksi” kreatif. Modus kejahatan yang berubah-ubah seiring waktu bisa menjadi contoh hal ini, dimana pelaku tindak kriminal menunjukkan cara-cara yang berbeda dengan periode terdahulu. Misalnya saja pelaku kejahatan penyelundupan narkoba. Pada cara-cara penyelundupan terdahulu mungkin dilakukan dengan cara sederhana yaitu mencampurkannya dengan barang-barang lain yang bisa dikirim jarak jauh sehingga tidak memunculkan kecurigaan. Seiring waktu, “kreativitas” dari para pelaku kriminal ini berkembang dengan mencoba menyelundupkan narkoba tersebut melalui tubuhnya. Dengan kata lain sang pejahat menyembunyikan barang yang hendak diselundupkan tersebut di dalam tubuhnya dengan harapan tidak mudah dilacak oleh polisi atau pertugas berwenang.

[caption caption="Kamar Kreatif*"][/caption]

Kreativitas dimiliki oleh semua orang. Hanya saja mungkin kreativitas tersebut sudah seberapa sering diasah ataukah belum. Kreativitas yang diasah terus-menerus akan mampu menghasilkan karya luar biasa. Berapa banyak misalnya lagu-lagu yang diciptakan oleh Ahmad Dhani? Sudah berapa banyak tulisan misalnya yang dibuat oleh Raditya Dika? Atau sudah seberapa banyak desain-desain bangunan kreatif yang dihasilkan oleh Ridwan Kamil sebagai seorang arsitek? Saya kira jumlahnya sangat banyak, mengingat adanya karya-karya yang mungkin tidak dijadikan sebagai konsumsi publik. Kreativitas dari para public figure tersebut sudah diasah sedemikian lama bahkan sejak mereka belum memiliki nama besar seperti sekarang. Kreativitas mereka tidak tumbuh dalam satu hari saja. Butuh proses dari waktu ke waktu.

Mengasah kreativitas sebenarnya memiliki banyak cara. Namun pada prinsipnya, untuk terus mengasah kreativitas tersebut diperlukan latihan dan mencoba-coba sesuatu yang baru secara terus-menerus. Untuk menggali kreativitas setiap orang memiliki caranya masing-masing. Ada yang dengan berjalan-jalan keliling suatu tempat, jalan-jalan di keramaian, atau mungkin ada juga yang bersantai di ruangan pribadinya. Merilekskan diri di ruangan pribadi atau bisa disebut juga sebagai “kamar kreatif” merupakan salah satu cara yang cukup ampuh untuk menggagas konsep-konsep dan cara-cara baru dalam upaya pengembangan kreativitas. Di kamar kreatif kita bisa seutuhnya menikmati “dunia” kita sendiri tanpa perlu khawatir ada yang mengganggu pikiran kita. Ketenangan pikiran bisa diperoleh dengan bersantai di kamar kreatif, dan merumuskan hal-hal baru di masa depan.

Kamar kreatif mungkin lebih tepat jika ditujukan kepada mereka dengan kepribadian cenderung tertutup, yang hanya bisa bekerja optimal jika mendapatkan ketenangan dalam menjalani pekerjaanya. Kamar kreatif memang lebih difokuskan agar seseorang menikmati kesendiriannya dalam menghasilkan ide-ide baru. Segala bentuk aktivitas yang dilakukan di kamar kreatif memang membutuhkan stimulus tertentu, misalnya keberadaan buku bacaan yang banyak, media internet yang terkoneksi, adanya jaringan televisi, dan lain sebagainya. Kamar kreatif membutuhkan sarana penunjang bagi penggunanya untuk tetap bisa “melihat dunia”. Sedangkan bagi sebagian orang yang punya kecenderungan untuk “beramai-ramai”, upaya penggalian kreativitas lebih banyak dilakukan di ruangan terbuka dengan bertemu banyak orang.

Kamar kreatif merupakan sebuah istilah yang ingin saya utarakan sebagai media pengembangan diri untuk kalangan yang cenderung lebih nyaman berada dalam kesendirian ketika berkarya. Hal ini bukan berarti bahwa saya mendukung anti sosial. Saya memiliki harapan dengan adanya kamar kreatif maka setiap orang apapun jenis kepribadiannya, tertutup atau terbuka, bisa menghasilkan karya-karya terbaik yang bermanfaat untuk sesama. Kita jangan pernah menjustifikasi bahwa mereka yang cenderung menyendiri adalah orang-orang yang membenci atau anti sosial terhadap lingkungannya, hanya saja mereka mendapatkan titik puncak produktivitasnya justru ketika menyendiri. Kamar kreatif dimaksudkan agar pribadi-pribadi tersebut tetap bisa memberikan sumbangsih untuk masyarakat luas meskipun waktunya lebih banyak dihabiskan untuk “menikmati” kesendiriannya.

Kamar kreatif bisa diisi dengan barang-barang yang “merangsang” pikiran menjadi lebih kreatif dalam menemukan gagasan atau ide-ide baru, bahkan menemukan terobosan baru terkait penyelesaian suatu masalah. Kamar kreatif haruslah tetap memungkinkan kita untuk mampu melihat dunia yang luas meskipun kita tengah berada di sebuah ruangan yang kecil. Melengkapi kamar kreatif dengan buku-buku bacaan, majalah, televisi, atau mungkin juga internet merupakan langkah yang bisa dilakukan. Namun sekali lagi saya tekankan bahwa kamar kreatif tujuan utamanya bukan untuk menjadi pribadi yang anti sosial atau berfantasi liar yang jauh dari nilai-niali moral atau spiritual, kamar kreatif adalah media pendukung bagi pribadi yang pemalu ataupun cenderung tertutup untuk bisa tetap berkarya. Kita tidak bisa memaksa seseorag untuk mengingkari karakter utamanya, karena siapapun mereka yang punya kecenderungan untuk menjadi pribadi penyendiri akan sangat merasakan ketidaknyamanan tatkala “dipaksa” untuk merubah dirinya menjadi pribadi yang lebih terbuka. Tidak menjadi suatu masalah menjadi pribadi yang tertutup (introvert) asalkan masih menyempatkan waktu untuk bisa membaur dengan orang lain meskipun dalam konteks membahas hal-hal sepele seperti pertandingan olah raga ataupun cerita-cerita lucu. Dengan kata lain meskipun introvert tetapi tidak 100% introvert, karena pada dasarnya manusia tetaplah merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup mutlak seorang diri. Kita butuh orang lain untuk mendukung kehidupan kita.

Setiap orang berhak untuk berkarya dan sebaiknya memang demikian. Tujuannya adalah agar bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Kita pasti ingat akan pernyataan bijak bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain. Semangat untuk memberikan manfaat untuk orang lain inilah yang kiranya menjadi penyulut akan keberadaan kamar kreatif bagi individu-individu yang tertutup atau pemalu. Kamar kreatif adalah media untuk mengekspresikan diri sehingga ide-ide dalam pikiran setiap orang bisa terus mengalir deras, kemudian dikelola menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk sesama.

Kita pasti kenal dengan Mark Zuckerberg, sang pendiri facebook. Mungkin dapat dikatakan dia adalah salah seorang yang memberdayakan kamar kreatif dalam melahirkan gagasan besarnya tentang jejaring sosial facebook. Kreativitasnya terus dia tuangkan dalam bentuk kode-kode komputer hingga terlahir sebuah wujud media sosial yang merubah wajah komunikasi dunia saat ini. Karakter fiktif dari seorang detektif hebat, Sherlock Holmes, juga bisa dikatakan sebagai pribadi yang mempergunakan kamar kreatif sebagai pendukung dalam menjalakan profesinya. Eksperimen, data, arsip surat kabar, dan hal-hal lain tersimpan dalam kamar kreatifnya yang menjadi sumber referensi kemampuan supernya dalam menyelesaikan kasus-kasus kriminalitas. Saya kira peranan kamar kreatif cukup besar dalam mendukung individu-individu dengan kerpibadian tertutup untuk bisa tetap berkarya menghasilkan hal-hal yang bermanfaat untuk orang banyak. Perlu dicatat, bahwa Zuckerberg ataupun Holmes tidak sepenuhnya menutup diri dengan lingkungannya. Mereka tetap memiliki sahabat, mereka juga memiliki relasi dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Hanya saja memang mereka tidak sebaik pribadi-pribadi dengan kerpibadian terbuka dalam membaur dan mencairkan suasana. Biarpun demikian, tetap saja karya-karya dari orang-orang dengan karakter seperti ini mampu memberikan manfaat untuk banyak orang.    

  

Ditulis oleh : Agil S Habib

*Sumber gambar : http://arsindociptakarya.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun