Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Just Yakin

12 Maret 2017   11:06 Diperbarui: 12 Maret 2017   12:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 8 Maret 2017 waktu eropa yang lalu atau tanggal 9 Maret 2017 dinihari waktu Indonesia para penggemar bola menyaksikan sebuah peristiwa dramatis dan kisah comebackterbaik dalam sejarah Liga Champion Eropa (UCL). FC Barcelona yang pada leg(pertemuan) pertama dengan Paris Saint Germain (PSG) dihajar dengan empat gol tanpa balas (4-0) ternyata mampu membalikkan prediksi sebagian besar orang yang menyatakan bahwa mereka pasti gagal dan tersingkir. Mencetak minimal empat gol balasan tanpa boleh kebobolan adalah tugas yang mahasulit. Dalam sejarah kompetisi ini pun tim yang pada pertemuan pertama kemasukan empat gol tanpa balas dapat dipastikan tersingkir. Data statistik menunjukkan bahwa tim yang tertinggal empat gol tanpa balas selalu gagal melaju, dengan kata lain peluang keberhasilan FC Barcelona adalah 0%. Akan tetapi semua mata terbelalak, setiap penggemar bola tahu bahwa pada akhirnya justru FC Barcelona yang muncul sebagai pemenang dengan menumbangkan PSG dengan skor luar biasa, 6-1.

Sebelum pertandingan berjalan, banyak yang pesimis bahwa FC Barcelona akan membuat suatu keajaiban dengan kisah comebackluar biasanya. Mungkin banyak yang yakin bahwa mereka akan mampu mengalahkan PSG, meskipun skornya tipis. Tetapi untuk lolos ke babak selanjutnya? Sangat-sangat banyak yang meragukannya. Banyak yang mengatakan bahwa menyingkirkan PSG dengan mencetak gol lebih dari empat adalah kemustahilan atau hanya harapan kosong semata. Meskipun demikian, ternyata tidak sedikit yang menaruh harapan bahwa FC Barcelona dapat menciptakan sebuah kisah luar biasa. Harapan besar dari suporter dan seluruh anggota tim ini tergambarkan dalam dua kalimat singkat yang menjadi taglineFC Barcelona menjelang pertandingan, WE BELIEVE! Sebuah isyarat keyakinan dari segenap elemen tim mulai dari suporter, manajemen klub, hingga ke seluruh pemain terangkum dalam dua kata singkat namun memiliki kekuatan luar biasa.

Terbukti memang keyakinan itu terjawab tuntas dengan kisah keberhasilan tim FC Barcelona menciptakan comebackterbaik dalam sejarah UCL. Jika kita perhatikan, mengapa taglinepenyemangat yang dipakai bukan REVANS, COMEBACK, atau kalimat-kalimat lainnya? Mengapa WE BELIEVE yang dipakai? Karena kekuatan keyakinan memiliki “daya ledak” yang jauh lebih dahsyat daripada yang lain. Kekuatan untuk percaya akan memicu rasa percaya diri yang lebih besar dan lebih baik.

Kisah perjalanan hidup setiap orang tidak akan pernah bisa dilepaskan dari beragam masalah, ujian, cobaan, dan kesulitan-kesulitan hidup. Tekanan yang diberikan oleh beberapa hal tadi akan menjadikan diri kita jatuh dan terpuruk apabila tidak mampu menyikapinya secara tepat. Perbedaan dari orang-orang yang memberi penyikapan secara tepat dengan yang tidak terletak pada kemampuan mereka untuk percaya dan meyakini bahwa mereka mampu untuk melaluinya atau tidak. Hanya keyakinan yang mereka miliki sajalah pembedanya. Kekuatan yakin akan memberikan energi pendorong yang kuat kedalam diri kita untuk menerjang setiap hambatan yang menghalangi.

Keyakinan diperlukan tidak hanya untuk mengatasi hambatan-hambatan hidup, tetapi juga untuk mengejar dan merealisasikan visi di masa depan. Hanya sekedar memiliki target dan impian tanpa dilandasi dengan adanya keyakinan untuk mewujudkannya maka hal itu tidak berarti. Ibarat kita memiliki niat untuk pergi keluar kota dengan mengendarai sepeda motor sedangkan bensinnya dibiarkan kosong tidak diisi, apakah sepeda motor itu bisa melaju untuk kita kendarai? Tentu tidak. Keyakinan yang kita miliki adalah bahan bakar yang menggerakkan diri kita menuju titik koordinat keberhasilan.

Coba kita perhatikan orang-orang sukses di sekeliling kita, atau para tokoh-tokoh sukses di dalam dan luar negeri, pernahkan kita mendengar kisahnya bahwa mereka melangkah dengan keraguan untuk mengejar sukses? Mereka senantiasa meliputi langkahnya dengan keyakinan. Lantas keyakinan seperti apa yang dimaksud agar kita mampu menghadapi segala kesulitan dan mewujudkan visi misi hidup? Dalam kajian khusus tentang yakin, ada tiga tingkatan tentang yakin itu sendiri. Ilmul yaqin, ‘ainul yaqin,dan haqqul yaqin. Keyakinan yang hadir atas dasar pengetahuan yang kita miliki hanya sebatas melahirkan keyakinan berdasar logika saja. Secara hitungan matematis atau teoritis bisa atau tidak maka itulah yang akhirnya diyakini. Inilah tingkatan paling dasar dari lahirnya suatu keyakinan. Inilah ilmul yaqin.

Keyakinan dengan semata berdasarkan logika rentan mengalami kegoyahan. Apabila disampaikan beberapa fakta-fakta masa lalu yang menjurus hal-hal yang bertolak belakang dengan harapan maka tentu hal itu akan menghilangkan pijar keyakinan di dalam diri seseorang. Kisah FC Barcelona yang berhasil menciptakan “keajaiban” barangkali tidak pernah terjadi jika setiap orang mengacu pada data statistik masa lalu yang secara gamblang menjelaskan bahwa tim yang tertinggal empat gol tanpa balas pada pertandingan pertama akan gagal lolos. Kenyataannya? Hal ini menunjukkan bahwa ‘ilmul yaqinmasih belum cukup untuk menjadi landasan penguatan keyakinan di dalam diri seseorang.

Bagaimana dengan ‘ainul yaqin? Kemantapan suatu keyakinan akan semakin kuat apabila seseorang melihat pembuktian melalui mata kepalanya sendiri perihal suatu keadaan yang diketahui dari keyakinan secara pengetahuan (ilmul yaqin). Mereka mungkin sudah memiliki keyakinan berdasar informasi dari orang-orang sekitar atau literatur yang telah dibacanya sebelum dirinya membuktikan sendiri segala hal yang dimaksud. Seperti misalnya seorang ilmuwan yang memperoleh pemahaman bahwa warna pelangi itu ada tujuh berikut variasi warnanya. Saat ia melihat sendiri pemandangan dilangit setelah hujan dimana matahari juga menunjukkan sinarnya, maka ia lebih yakin bahwa pelangi memang memiliki wujud sebagaimana yang sudah dikatakan oleh banyak orang. Seseorang yang telah begitu banyak membaca kisah-kisah sukses pengusaha akan memiliki keyakinan lebih kuat untuk menjalani bisnis tatkala ia melihat langsung salah satu sanak saudaranya yang memiliki kisah kesuksesan serupa.

Tim-tim lain yang mengalami kondisi sebagaimana FC Barcelona, yaitu tertinggal dalam legpertama pertandingan tentunya akan memiliki keyakinan yang lebih kuat bahwa mereka mampu melakukan hal serupa setelah melihat perjuangan tak kenal lelah yang sudah ditunjukkan oleh tim FC Barcelona tatkala mengalahkan PSG. Inilah ‘ainul yaqin.

Sebagian kisah-kisah luar biasa terjadi dengan adanya ‘ainul yaqindi dalam diri seseorang atau kelompok. Hanya saja dua tingkat yakin (‘ilmul yaqindan ‘ainul yaqin) masih menyisakan “celah” di dalam hati. Karena untuk hal-hal yang samasekali tidak terbayangkan dan belum memiliki gambaran apapun cenderung menurunkan tingkat keyakinan di dalam diri. “Apakah aku bisa melakukan ini sedangkan sebelumnya tidak ada yang bisa?” Mungkin seperti itulah pertanyaan yang timbul di dalam benak kita. Haqqul yaqinadalah tingkat yakin yang paling tinggi dan tidak menyisakan celah keraguan di dalam hati. Keyakinan yang sebenar-benarnya lahir hanya karena adanya rasa percaya dan menggantungkan sepenuhnya pada yang Haq,pada Robbul ‘Alamin. Tuhan Semesta Alam.

Mengapa haqqul yaqindiperlukan? Bagaimana agar kita memiliki tingkat keyakinan ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun