Syukur alhamdulillah, Ramadan tahun ini akan menjadi bulan puasa pertama yang aku jalankan bersama-sama keluarga kecilku dengan "personel" lengkap.Â
Semenjak berkeluarga dan memiliki anak pertama pada tahun 2017 lalu,  kemudian anak kedua pada tahun 2021, bulan Ramadan hampir selalu aku jalani hanya berdua dengan istri. Sementara anak-anak tinggal bersama neneknya di kampung. Aku dan istriku yang berprofesi sebagai pekerja gaji bulanan mau tidak mau harus menerima kenyataan  sementara waktu tinggal berjauhan dengan buah hati.Â
Tapi, Ramadan kali ini sepertinya akan berbeda dari sebelumnya. Dengan nuansa baru ketika kami berempat bersama-sama menjalani momen istimewa di rumah kami yang sederhana.
Anak pertama kami, yang sudah duduk di bangku sekolah dasar sudah mulai berpuasa penuh tahun ini. Sementara adiknya yang 3 tahun lebih muda pun tidak mau ketinggalan ikutan bersantap sahur bersama. Meskipun nanti jam 7 pagi ia sudah sibuk menanyakan nasi goreng kepada kakak pengasuhnya. Hehehehe.
Bulan suci Ramadan memang bulan ibadah yang kehadirannya dinanti-nantikan oleh segenap umat Islam di dunia. Namun, lebih daripada itu, Ramadan adalah saat paling indah untuk merawat kebersamaan. Utamanya bagi sebuah keluarga.
Ada begitu banyak orang tua yang mendambakan kehadiran anak-anaknya untuk duduk bersama menyantap hidangan berbuka puasa dikala putra-putri mereka berada jauh di perantauan, menempuh pendidikan, atau menunaikan tugas pekerjaan. Sebaliknya, ada juga "mantan" anak-anak yang telah beranjak dewasa yang juga merindukan orang tuanya. Entah karena sudah berpulang ke Rahmatullah, atau karena terpisah jarak berkilo-kilometer jauhnya.
Apapun itu, keutuhan sebuah keluarga adalah sisi lain yang paling dinantikan dari kehadiran Bulan Ramadan. Ada sebuah quote yang cukup mewakili perihal kekeluargaan ini. "We're a family. We stick together." atau kalau dalam pepatah jawa "Mangan ora mangan sing penting kumpul", meski mungkin di era  sekarang semakin banyak orang yang meninggalkan kesakralan kebersamaan itu demi urusan materi. Barangkali aku termasuk diantaranya.
Dalam berbagai kesempatan, sebagian keluarga terpisah satu dengan yang lain. Namun, ketika momen Ramadan tiba, kebersamaan itu rasanya menajdi  lebih berharga,.Menghabiskan waktu bersama keluarga, setidaknya untuk berbuka puasa bersama, akan terasa sangat istimewa.
Tidak heran kalau jalanan sore sepulang kerja rasa-rasanya semakin macet dan dihiasi oleh para pengendara yang seperti begitu terburu-buru untuk lekas sampai ke rumahnya. Anak istri/suami sedang menunggu untuk menikmati hidangan atau sekadar berburu tajil depan rumah.
Sederhana, tapi penuh makna. Dan itu semua karena Ramadan.