Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Tips Kelola Konsumsi Listrik Rumah Tangga dengan PDCA

29 Agustus 2022   20:10 Diperbarui: 30 Agustus 2022   10:30 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Listrik merupakan salah satu pengeluaran wajib yang masuk dalam daftar anggaran belanja rumah tangga. Jumlahnya bisa bervariasi. Akan tetapi, kurangnya perhatian terhadap penggunaan listrik bisa berdampak pada membengkaknya jumlah pengeluaran yang mesti dibayarkan setiap periodenya.

Dalam beberapa waktu belakangan ini sedang ramai pemberitaan perihal adanya pelanggan listrik yang mengeluh tagihan listriknya membengkak berlipat ganda dibandingnya nominal yang biasa mereka bayarkan. Usut punya usut ternyata hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan pencatatan di meteran listrik dengan yang seharusnya.

Kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya, terutama pada para pelanggan listrik yang masih mempergunakan meteran lama atau listrik pasca bayar. Tagihan membengkak dipenghujung waktu tanpa disadari sebelumnya. Gegara denda tagihan listrik tiba-tiba kita harus membayar jauh lebih besar dari biasanya. Anggaran rumah tangga pun tergerus akibat harus menutupi biaya tagihan yang sangat besar jumlahnya.

Untuk kalangan rumah tangga sederhana dengan beberapa peralatan listrik seperti lampu, kulkas, AC, mesin cuci, rice cooker, dispenser, dan setrika baju umumnya pengeluaran listrik bulanannya bisa mencapai angka 400-an ribu rupiah atau lebih. Khususnya untuk golongan pengguna listrik 1300 VA.

Tapi sayangnya, tidak sedikit dari para pengguna listrik rumah tangga tersebut yang justru mengeluhkan bertambahnya nominal pembayaran sebatas melihat angka perbandingan pengeluaran bulan ini dan bulan sebelumnya tanpa melihat lebih rinci terkait peralatan listrik apa saja yang mereka pergunakan, durasi waktu penggunaannya berapa lama, nilai kenaikan tarif dasar listrik yang ada, dan seterusnya.

Diperlukan adanya pantauan yang lebih terukur untuk mengendalikan laju pemakaian listrik rumah tangga dari waktu ke waktu supaya anggaran belanja yang dialokasikan sebelumnya tidak sampai mengalami pembengkakan.

Implementasi Konsep PDCA

Konsumsi listrik bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan sama sekali. Justru seharusnya kita lebih bisa mengendalikan konsumsi pemakaian listrik tersebut seiring adanya acuan-acuan yang jelas seperti tarif dasar listrik yang telah ditentukan, jumlah peralatan listrik di rumah yang bisa didata, serta durasi waktu pemakaian yang bisa diperkirakan.

Kita bisa mengetahui berapa besar penggunaan listrik yang hendak kita pergunakan dalam beberapa waktu ke depan. Sehingga nominal uang untuk membayar tagihan listrik sudah bisa diperkirakan sejak jauh-jauh hari. Atau memungkinkan juga untuk melakukan penyesuaian penggunaan listrik berdasarkan nilai anggaran yang tersedia.

Dalam hal ini kita bisa mengadopsi konsep tata kelola yang bernama PDCA atau Plan, Do, Check, Action. Melalui konsep ini kita akan menjadi lebih rapi dalam menaksir anggapan pemakaian listrik, mengendalikan laju pemakaian agar sesuai anggaran yang ditentukan, serta mengambil langkah tindakan yang tepat jikalau terjadi ketidaksesuaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun