Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berbisnis Pun Perlu Mengenal "Diri Sendiri"

23 Oktober 2021   09:36 Diperbarui: 23 Oktober 2021   17:38 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengusaha muda.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Mengenal diri sendiri merupakan salah satu kunci sukses untuk menggapai visi masa depan. Setiap orang pun dianjurkan untuk menggali lebih jauh perihal dirinya sendiri, mengenali, dan melihat lebih dalam tentang segala sesuatu menyangkut dirinya.

Memiliki pengetahuan serta pemahaman yang baik tentang diri pribadi akan menjadikan seseorang beberapa langkah lebih maju dibandingkan orang lain yang tidak mengenali dirinya.

Begitupun dalam perjalanan suatu bisnis. Aspek manajerial hingga operasional sangatlah penting untuk diketahui sekaligus dipahami oleh orang-orang yang terlibat didalamnya. Mulai dari level manajemen puncak hingga yang berada pada level paling bawah sekalipun. Meskipun tentu sesuai dengan kadar dan proporsinya masing-masing.

Namun, secara umum ada satu hal yang perlu dikuasai oleh setiap pelaku bisnis, yaitu menyangkut kapabilitas dari lini pekerjaan yang dijalani. Misalnya, untuk level operasional setiap orang yang terlibat didalamnya perlu tahu sejauh mana kapabilitas serta kapasitas kemampuan lini operasional dalam menunjang aktivitas bisnis.

Mungkin menyangkut kemampuan proses dalam menghasilkan sejumlah unit produk dalam kurun waktu tertentu, kecenderungan menghasilkan produk reject, kemampuan peralatan atau mesin dalam beroperasi, dan sebagainya.

Sementara kalau dari lini penjualan juga perlu tahu sejauh mana jangkauan distribusi produk berhasil dilakukan, jumlah personel lapangan yang menjadi ujung tombak pemasaran, tren penjualan di masing-masing wilayah, dan lain-lain.

Kondisi bisnis penting dipahami oleh pelakunya | Ilustrasi gambar : quickbooks.intuit.com
Kondisi bisnis penting dipahami oleh pelakunya | Ilustrasi gambar : quickbooks.intuit.com

Kemampuan suatu bisnis dengan segala aktivitasnya perlu untuk dikenali. Rasanya akan cukup aneh saat seorang pelaku bisnis tidak mengetahui seluk beluk dari bisnis yang digelutinya. 

Pemahaman akan kondisi diri terhadap setiap aspek bisnis adalah langkah awal untuk melihat kesempatan sekaligus mengantisipasi ancaman yang bisa jadi muncul kapan saja.

Sudah berada dimana kondisi bisnis saat ini haruslah bisa diukur. Tanpa hal itu maka tidak akan ada referensi untuk sebuah bisnis bisa melangkah maju. Salah-salah justru sebuah bisnis terlambat disadari bahwa kondisinya sudah cukup buruk untuk bertahan. Terdisrupsi oleh sesuatu yang tidak disadari keberadaannya.

Biarpun dikatakan bahwa disrupsi umumnya adalah akibat kondisi eksternal, sebenarnya aspek internal sangatlah berperan penting. Profesor Rhenald Kasali mengatakan bahwa sebelum terdisrupsi oleh pesaing, sebuah bisnis seharusnya berani untuk mendisrupsi dirinya sendiri dan bertransformasi menjadi sesuatu yang baru dan relevan terhadap zaman.

Hal ini (mendisrupsi diri sendiri) tidak akan pernah terjadi tanpa adanya pemahaman mendalam dan kesadaran yang tinggi atas situasi yang ada pada diri bisnis masing-masing. 

Tidak peduli bisnis itu masih berskala kecil ataupun besar, disrupsi bisa menjangkau siapa saja. Hanya saja pilihannya hal itu akan kita lakukan sendiri atau pihak lain yang memaksa kita mengalami hal itu.

Jika pilihannya yang kedua maka akan ada dua kemungkinan. Bisa menyesuaikan diri meski tertatih-tatih atau punah tanpa bekas. Melihat kondisi ini maka seharusnya pilihan pertamalah yang harus diambil.

Mengenali diri sendiri dalam sebuah bisnis atau industri sebenarnya sudah diberikan tool atau alat bantu. Seperti pengukuran capability process, dan sejenisnya. Hal itu akan cukup membantu kita untuk melihat sejauh mana kita bisa berbuat dan tidak bisa berbuat sesuatu. Yang mana dalam hal ini kita sebenarnya sudah memulai langkah pertama menuju disrupsi.

Syaratnya, setiap pelaku bisnis tidak hanya berpedoman dan menjadikan kapabilitas serta kapasitas prosesnya hanya sebagai acuan untuk continuous improvement. Melainkan juga sebagai media untuk menggali kreativitas yang memunculkan inovasi.

Karena yang terjadi saat ini pengukuran kapabilitas proses masih sekadar menjadi alat kontrol semata. Sementara ada potensi lain yang semestinya bisa lebih dioptimalkan.

Salam hangat,

Ash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun