Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Misi Penjadwalan Produksi dan Dampaknya terhadap Kinerja Bisnis

11 September 2021   12:45 Diperbarui: 12 September 2021   07:29 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penjadwalan dan perencanaan bisnis.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Penjadwalan merupakan aspek penting yang merupakan turunan dari perencanaan. Hal itu merupakan breakdown dari rencana produksi secara keseluruhan menjadi detail yang lebih kecil dan rinci. 

Tujuannya adalah untuk menuntun secara step by step eksekusi dari rencana yang dirumuskan sebelumnya.

Penjadwalan produksi merupakan acuan langsung dari tim pelaksana produksi dalam mengeksekusi permintaan dari planner. Waktunya kapan untuk melakukan apa. Sehingga dengan adanya rule tersebut maka deadline yang sudah ditentukan akan lebih mungkin untuk dijangkau.

Diluar dari perannya sebagai acuan langsung tim pelaksana, sebenarnya penjadawalan produksi ini mengemban misi besar dalam upayanya untuk mewujudkan tiga hal penting yang menjadi landasan penilaian baik buruknya organisasi bisnis secara keseluruhan.

Penjadwalan produksi merupakan salah satu aspek penting penunjang kinerja bisnis | Sumber gambar : siemens.com
Penjadwalan produksi merupakan salah satu aspek penting penunjang kinerja bisnis | Sumber gambar : siemens.com

Adapun poin dari misi penjadwalan produksi tersebut meliputi tiga hal berikut:

1. Pemenuhan Order yang Tepat Waktu

Order adalah asupan penting dibalik eksis tidaknya sebuah bisnis. Tanpa adanya order untuk dikerjakan maka bisnis tidak akan bisa beroperasi. Hanya saja, keberadaan order membawa syarat yang mesti dipenuhi oleh pelaku bisnis. Yaitu pemenuhan dari order tersebut.

Dalam perjalanannya, pemenuhan ini tidak bisa hanya dilakukan dengan asal terpenuhi saja. Selain ketepatan waktu sebagaimana permintaan atas order tersebut, ada juga aspek ketepatan dalam jumlah dan juga kualitas. Delivery, quantity, dan quality.

Upaya pemenuhan order yang mengabaikan hal itu akan menurunkan citra bisnis dihadapan konsumen. Yang tentunya bakalan ada konsekuensi tidak diharapkan dari hal tersebut.

2. Optimalisasi Waktu Kerja

Barang siapa yang menyia-nyiakan waktu akan merugi. Hal itu sepertinya dipahami betul oleh para ahli manajemen sehingga prinsip-prinsip manajemen selalu mengupayakan agar waktu bisa dioptimalkan sebaik mungkin dalam berbagai hal. Khususnya yang terkait dengan aktivitas proses bisnis.

Segala kegiatan, aktivitas, dan pekerjaan yang menyangkut operasional sebuah bisnis harus dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat atau yang tidak menghasilkan nilai tambah.

Breakdown peralatan, change over produk, dan beberapa hal lain yang mengakibatkan hilangnya waktu untuk mengerjakan sebuah proses sangatlah perlu dikondisikan agar tidak terjadi secara "membabi buta". Sehingga muncullah aktivitas seperti pemeliharan berkala setiap periode waktu tertentu dan juga pengaturan pergantian produk yang dikondisikan agar berjalan secara smooth.

Dalam hal ini penjadwalan sangatlah berperan penting dalam mengondisikan situasi utamanya yang menyangkut optimalisasi ketersediaan waktu kerja.

3. Optimalisasi Utilitas Peralatan dan SDM

Sebuah proses umumnya tidak bisa berjalan sendiri. Ia membutuhkan bantuan alat bantu dan juga keberadaan manusia (SDM) sebagai penyokongnya. Dan seperti yang kita ketahui, sebuah alat dan seorang manusia dalam bisnis bukanlah sesuatu yang sumbangsihnya dapat diperoleh secara gratis.

Ada sejumlah uang yang perlu dibayarkan untuk membeli suatu alat dan juga membayar jasa manusia sesuai takarannya masing-masing. Angka yang dibayarkan tersebut tentunya tidak diberikan sembarangan dan serampangan. Harus ada imbal balik yang sepadan dari hal itu.

Peralatan yang dipakai harus bekerja optimal sebagaimana kapasitas yang dimiliki. Demikian halnya dengan manusia juga jangan sampai dibiarkan banyak menganggur percuma tanpa pekerjaan. 

Setiap waktu seorang seharusnya bisa diubah menjadi sesuatu yang lebih berdaya guna dan terlebih untuk menyelesaikan masalah.

Sebagai pelaku bisnis tentu tidak akan senang mendapati orang-orang yang ia gaji hanya duduk-duduk ditempat kerja tanpa hasil yang memadai. Begitupun mereka juga tidak akan senang melihat utilisasi peralatannya terbengkalai dengan hasil alakadarnya sementara peralatan itu dibeli dengan harga yang tidak murah.

Sehingga keberadaan penjadwalan ini tujuannya adalah untuk memastikan semua alat dan SDM ini agar teralokasi maksimal. Kapan dan mengerjakan apa. Jika secara penjadwalan ternyata tidak butuh resource yang sebanyak itu maka langkah penyesuaian bisa dilakukan. Seperti meliburkan pekerja, mengurangi jam kerja, bahkan mungkin sampai mengurangi jumlah pekerja.

Termasuk juga menjual peralatan bisa menjadi alternatif langkah yang dimungkinkan. Oleh karena itu para pelaku bisnis tidak akan serta merta melakukan investasi peralatan jikalau hal itu masih bisa "diakali" dengan peralatan yang sudah ada.

Bisnis adalah suatu entitas yang kompleks yang terintegrasi dalam suatu sistem yang beragam. Sehingga dalam mengelolanya tidak cukup dengan memandang satu sisi saja. Ada sudut pandang lain yang perlu diperhatikan dan dikaji lebih jauh sehingga bisnis bisa berdiri secara seimbang.

Bagaimanapun percuma saja memiliki sebuah bisnis apabila kinerjanya terus mengecewakan. Dan untuk memastikan hal itu tidak cukup dengan memperhatikan satu aspek saja. Sesuatu seperti penjadwalan produksi pun akan sangat menentukan sejauh mana kinerja bisnis berjalan.

Salam hangat,

Ash

Refferensi:

[1]; [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun