Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Isoman Produktif dan Rekondisi Ulang 5 Aspek Kebiasaan

26 Juli 2021   05:42 Diperbarui: 26 Juli 2021   12:33 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi isolasi mandiri di rumah (SHUTTERSTOCK/irem01 via kompas.com)

Terlebih pada momen pandemi dan selama menjalani isolasi mandiri. Di mana mendatangi kerumunan dan membaur dengan banyak orang justru merupakan suatu tindakan yang membahayakan.

Kesempatan untuk melihat lebih dalam terkait status ibadah kita justru datang pada saat ini. Kita yang menjalani isoman memiliki waktu yang lebih banyak untuk menelaah kondisi ibadah. Apakah kuantitasnya sudah sesuai standar yang ditetapkan? Apakah kualitasnya memang seperti yang seharusnya?

Bukan tidak mungkin selama ini sholat lima waktu dijalankan bolong-bolong. Bisa jadi menunaikannya sering lewat dari masa waktu yang ditetapkan. 

Tidak jarang pada saat menunaikan ritual ibadah tertentu pada saat yang bersamaan justru kita berbuat hal yang mereduksi esensi nilai yang terkandung di dalamnya, seperti menunaikan ibadah puasa namun disertai membicarakan keburukan orang lain.

Pada saat sendirian itulah waktunya bagi kita untuk memikirkan bahwa kita juga merupakan bagian dari makhluk spiritual yang tidak bisa dipisahkan dengan ibadah. Bisa jadi keharusan seseorang menjalani isoman merupakan pengingat bahwa kita harus kembali dekat dengan Sang Pencipta.

Ibadah kita mungkin butuh diperbaiki dalam banyak hal | Sumber gambar: www.antaranews.com
Ibadah kita mungkin butuh diperbaiki dalam banyak hal | Sumber gambar: www.antaranews.com

3. Melakukan Self Evaluation (Kontemplasi)
Selain memperbaiki kuantias dan juga kualitas ibadah, momen isoman juga memberikan ruang bagi kita untuk melihat lebih jauh kedalam diri kita sendiri. Sesuatu yang barangkali hampir tidak pernah dilakukan selama kita dalam kondisi sehat.

Padahal, hampir semua orang-orang besar itu memberikan waktu khusus untuk berdiskusi dengan dirinya sendiri. Mengenal lebih jauh perihal siapa sebenarnya diri kita. Daripada menganggap isoman sebagai saat-saat paling membosankan atau menakutkan, mungkin lebih baik bagi kita untuk berkenalan lebih jauh dengan sosok didalam diri kita masing-masing.

Bagaimanapun juga kita sering beranggapan bahwa tidak ada yang mengenal pribadi masing-masing melebihi dirinya sendiri. Namun apakah memang benar-benar seperti itu? 

Tatkala ada orang lain yang bertanya dan meminta kita menyebutkan apa kelebihan dan kekurangan kita, tidak jarang kita justru mengalami kesulitan dalam menjawabnya. Seakan-akan kita begitu ragu dengan apa yang kita miliki dan tidak kita miliki.

Situasi semacam itu tentunya tidak akan terjadi jikalau kita memang sudah benar-benar paham siapa diri kita luar dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun