Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Sial, Gara-gara Oli 80 Ribu Malah Harus "Nombok" 800 Ribu

23 Juli 2021   07:54 Diperbarui: 23 Juli 2021   08:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sepeda motor mogok | Sumber gambar : superadventure.co.id/ unsplash.com/ @Ignwr

Pengalaman ini mungkin merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi saya pribadi karena sesuatu yang terlihat sepele dan kurang diperhatikan justru memiliki konsekuensi besar di kemudian hari. Gegara menunda-nunda dan berasumsi dengan hanya modal "perasaan", konsekuensi yang lebih besar terpaksa harus diterima. Hanya karena menunda mengeluarkan uang Rp 80 ribu untuk mengganti oli sepeda motor hal itu justru berujung pahit dengan rusaknya beberapa part penting kendaraan roda dua saya.

Peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu saat tiba-tiba sepeda motor yang saya kendarai mogok dalam perjalanan menuju tempat kerja. Biasanya, ketika ditarter otomatis tidak mau menyala, maka starter manual bisa diberdayakan. Kalaupun tidak berhasil dalam kesempatan pertama, setelah dicoba berkali-kali terkadang berhasil juga.

Hanya saja saat itu terasa ada yang aneh dengan kondisi sepeda motor saya. Distarter otomatis samasekali tidak ada "tanda-tanda kehidupan". Begitupun tatkala distarter secara manual. Malahan yang membuat saya bingung starter manualnya seperti diganjal oleh besi sehingga tidak bisa "disela". Mandeg dan tidak berfungsi sebagaimana layaknya starter manual pada umumnya.

Kondisi itu mau tidak mau mengharuskan saya untuk balik lagi ke rumah karena untungnya perjalanan masih belum terlalu jauh. Dalam hati saya bertanya-tanya, "Ada apa gerangan yang salah dengan motor ini?"

Gegara Oli

Saya mencurigai bahwa kondisi tersebut adalah karena keterlambatan mengganti oli. Sembari beranggapan bahwa sepertinya ada masalah lain juga yang menyebabkan starter manual terganjal mandeg seperti itu.

Dan ketika dibawa ke bengkel ternyata memang benar bahwa masalah utamanya adalah terlambat mengganti oli. Bahkan sampai oli mesinnya kering samasekali. Setelah oli diganti dengan yang baru terlihat sepeda motor saya membaik kembali seperti sediakala.

Tapi itu hanya penampakan luarnya saja. Mesin motornya memang sudah mau menyala kembali. Namun sebenarnya muncul masalah kronis yang menjadi bahaya laten apabila tidak segera diatasi. Menurut orang bengkel, seher atau piston yang terdapat pada mesin motor sudah mengalami "luka" akibat beberapa waktu sebelumnya kehabisan oli. Indikasinya adalah terdapat bunyi tidak normal dari deruan mesin dibandingkan saat kondisinya "sehat".

Efeknya pun terlihat dari kepulan asap knalpot yang mengepul dan berbau menyengat. Padahal biasanya asap yang keluar dari knalpot terlihat samar dan baunya tidak terlalu menyengat. Menilik penjelasan pihak bengkel hal itu disebabkan oleh oli yang masuk ke seher dan memicu munculnya kepulan asap. Hal ini akan menjadikan konsumsi oli lebih boros dan termasuk juga pada penggunaan busi.

Dan terkait busi itupun juga belum lama ini saya alami. Harus diganti dengan yang baru. Saat menanyakan masalah tersebut pada pihak bengkel perihal apa yang menyebabkan hal itu terjadi jawabannya lagi-lagi karena seher atau piston yang sudah tidak normal lagi. Awal mulanya adalah keterlambatan mengganti oli yang saat itu sebenarnya hanya menelan biaya 80 ribu saja untuk mengganti oli mesin dan juga oli gardan.

800 Ribu Melayang

Satu pertanyaan yang saya ajukan kepada pihak bengkel adalah, "Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini?" Jawaban mereka sebenarnya simpel. Bongkar mesin dan ganti seher. Terlihat sederhana. Namun saat menanyakan estimasi biayanya berapa hal itu langsung membuat saya mengerutkan dahi. 800 ribu rupiah!

Angka yang tidak terbilang kecil meski mungkin bagi sebagian orang tidak tampak terlalu besar juga. Akan tetapi bagaimanapun juga nilai itu merupakan sesuatu yang berharga apabila diperuntukkan ke hal lain.

Melakukan pembongkaran mesin dan mengganti piston serta beberapa hal minor lain yang perlu diperbaiki merupakan satu-satunya solusi yang ditawarkan oleh pihak bengkel untuk mengatasi permasalahan motor saya tersebut. Dan bagi saya yang memang cukup awam dengan permesinan hal itu merupakan satu-satunya pilihan yang harus diambil jikalau ingin kondisi motor kembali sehat.

Saya sangat tidak menyangka bahwa efek yang ditimbulkan oleh keterlambatan mengganti oli senilai 80 ribu itu justru mengharuskan saya untuk "nombok" sepuluh kali lipatnya. Sungguh saya merasa sial dengan hal itu. Namun bagaimanapun juga ini semua merupakan suatu pelajaran penting bagi saya pribadi untuk lebih peduli terhadap sesuatu yang terkesan sepele seperti mengganti oli agar tidak memicu risiko yang lebih besar.

Semoga rekan-rekan yang belum mengalami kejadian seperti yang saya alami ini juga bisa turut memetik pelajaran sehingga tidak sampai harus "nombok" berlipat ganda. Paling tidak pengalaman ini bisa menjadi pengingat bagi saya dan juga orang lain untuk lebih peduli dan tidak menunda-nunda sesuatu khususnya dalam hal merawat kendaraan pribadi.

 

Salam hangat,

Ash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun