Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Punya Kebiasaan Blokir WhatsApp Orang Saat Berkonflik? Mungkin Kamu Tipe Orang Seperti Ini

20 Juni 2021   21:48 Diperbarui: 20 Juni 2021   22:07 21446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi blokir WA | Sumber gambar : Shutterstock

Berkonflik atau memiliki masalah dengan orang lain sebenarnya merupakan sesuatu yang lumrah terjadi. Siapapun bisa mengalaminya. Setiap orang tidak akan benar-benar "lempeng" hidupnya tanpa mengalami benturan kepentingan dengan orang lain. Tinggal bagaimana kita menyikapi situasi tersebut.

Sebagai makhluk sosial kita semua pasti akan membutuhkan kehadiran orang lain di sekitar kita. Terlepas pada saat itu kita mungkin merasa butuh orang lain atau tidak. Namun akan tiba masanya saat kita benar-benar merasa tidak berdaya menjalani hidup seorang diri. Adakalanya kita membutuhkan uluran tangan orang lain untuk menjalani sesuatu bersama-sama.

Keberadaan suatu konflik antara satu orang dengan orang yang lain bisa dibilang merupakan salah satu ujian yang mesti dihadapi dalam rangka menjalani fitrah kita sebagai makhluk yang hidup berdampingan satu sama lain. Sebagai pribadi yang memiliki emosi bisa saja kita bersikap mengalah untuk memberikan ruang kepada orang lain mengedepankan egonya sehingga hal itu bisa menetralisir keadaan yang sempat memanas.

Sebaliknya, kita juga bisa bersikap apatis terhadap keadaan karena merasa diri yang paling benar atau paling baik. Siapapun yang berkonflik dengan dianggap tidak patut diberikan maaf serta tidak layak untuk diampuni. Padahal ajaran terbaik perihal menjalin komunikasi dan silaturrahmi adalah dengan tidak mendiamkan orang lain lebih dari tiga hari sementara sebelumnya mereka seringkali bertemu, bertegur sapa, serta bertukar pembicaraan.

Namun, tidak sedikit diantara kita yang begitu mudahnya memutuskan jalinan komunikasi, menutup diri dari pintu interaksi ke orang lain, atau bahkan menganggap orang-orang yang kita kenal seperti tidak ada samasekali dari kehidupan kita. Tidak pernah lagi bertegur sapa. Enggan menelepon atau mengangkat telepon dari mereka yang bermasalah. Bahkan koneksi WhatsApp (WA) pun sampai merasa perlu diblokir.

Sudah menjadi sesuatu yang umum kalau platform komunikasi seperti WA, Telegram, Messenger, Line, dan lain sebagainya merupakan sarana andalan untuk berinteraksi dengan teman, kerabat, pasangan, ataupun keluarga. Beberapa media komunikasi tadi seperti menjadi sebuah penanda keterhubungan seseorang dengan orang yang lain. Saat hubungan terjalin baik maka isi obrolan akan seru dan menarik. Sebaliknya, ketika suatu hubungan bermasalah maka blokir akan berbicara.

Tapi apa salahnya dengan memblokir kontak seseorang? Jika konteksnya adalah memblokir orang lain yang bertujuan meneror atau mengganggu hidup kita maka hal itu sangat wajar. Hanya saja tatkala "kebijakan" serupa diberlakukan kepada sanak kerabat, sahabat, atau pasangan rasa-rasanya tindakan seperti itu kurang tepat.

Dalam konteks pekerjaan hal itu terkesan tidak profesional. Dalam konteks antar pasangan hal itu cenderung kekanak-kanakan. Sedangkan dalam hubungan kekeluargaan tindakan semacam itu justru keterlaluan karena mengesankan pemutusan hubungan silaturahmi yang semestinya selalu dijaga.

Kecenderungan Kepribadian

Memblokir kontak orang lain diluar konteks gangguan, teror, atau sejenisnya bisa menjadi representasi atas kecenderungan pribadi yang dimiliki oleh seseorang. Berikut adalah beberapa diantaranya :

Pendendam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun