Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memilih Lintas Bidang Saat Lanjut Kuliah Sambil Kerja, Why Not?

10 Juni 2021   04:52 Diperbarui: 10 Juni 2021   04:59 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat memutuskan lanjut kuliah sambil bekerja, memilih lintas bidang bukanlah sesuatu yang terlarang | Sumber gambar : www.mastersportal.com

Sepertinya cukup sering kita jumpai orang-orang yang sudah bergelut dengan kerier profesinya ternyata masih menaruh minat dan keinginan untuk melanjutkan studi. Mereka ingin melanjutkan pendidikannya yang barangkali sebelumnya masih sebatas lulusan SMA untuk memperoleh gelar pendidikan yang lebih tinggi dari itu. Mungkin mencapai diploma, sarjana, atau S2 hingga S3.

Sah-sah saja sebenarnya siapapun yang berstatus sebagai tenaga profesional untuk mendapatkan raihan gelar pendidikan yang lebih tinggi. Karena bisa jadi hal itu akan sangat bermanfaat dalam rangka mengejar peningkatan karier, memperkaya wawasan profesi, atau sekadar menambah title gelar di depan atau dibelakang nama yang bergengsi.

Saat memutuskan untuk melanjutkan studi ditengah perjalanan karier kita saat ini, barangkali memilih studi yang selaras dengan bidang pekerjaan merupakan opsi yang paling umum sekaligus aman untuk ditempuh. Disana kita sudah mengetahui seluk-beluk dari bidang yang hendak kita jalani studinya sehingga tidak harus belajar dari nol lagi. Justru kita menjadi lebih terarah untuk mengasah serta mengembangkan wawasan  baru dari bidang tersebut.

Cukup banyak beberapa rekan saya yang melanjutkan pendidikannya dengan jurusan yang nyambung dengan bidang yang telah mereka tekuni sebelumnya. Hal ini merupakan bagian dari perjalanan menjadi seorang spesialis di bidangnya. Memiliki wawasan yang mendalam dan mendetail perihal suatu bidang tentunya merupakan keunggulan tersendiri bagi setiap orang.

Namun ini bukan berarti bahwa mengambil bidang pendidikan yang "menyimpang" merupakan sesuatu yang terlarang. Bahkan hal itu juga bisa menjadi sama baiknya dengan seseorang yang mengambil jalur untuk menjadi spesialis di suatu bidang dengan wawasannya yang mendalam.

Menekuni suatu bidang dengan fokus yang mendalam tentu tidak salah. Hanya saja hal itu terkadang juga memiliki sisi kelemahan yang membuat kita menjadi terlalu kaku dalam memandang sesuatu. Lingkar berfikir kita menjadi terbatas dan berkutat pada suatu disiplin keilmuan tertentu saja. Padahal tidak jarang kita juga dituntut untuk memiliki keluasan berfikir. Yang melihat sesuatu tidak melulu hanya satu sudut pandang saja.

Keragaman Wawasan

Keluasan berfikir memungkinkan kita untuk mengombinasikan satu bidang dengan bidang-bidang yang lain sehingga menciptakan bidang baru dan unik. Tidak sedikit dari penemuan-penemuan ilmiah besar yang justru lahir dari para ilmuwan "lintas jalur". Tidak sedikit juga pengusaha yang sukses pasca melewati masa perkenalan dengan cukup banyak bidang untuk digeluti.

Mempelajari beragam bidang memang mengesankan bahwa diri kita tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Padahal terjun di berbagai jenis bidang justru merupakan sarana terbaik untuk meluaskan wawasan berfikir dan mengenal lebih banyak hal lain diluar bidang minat kita yang sesungguhnya. Kita bisa melakukan "studi banding" atas suatu wawasan di bidang lain yang kemudian diadopsi sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang benar-benar unik dan baru.

Penulis buku ESQ Way 165, Ary Ginanjar Agustian, awalnya bisa dibilang bukanlah seorang praktisi Sumber Daya Manusia (SDM). Namun beliau justru mampu memperoleh penghargaan sebagai Doktor Honoris Causa karena kontribusinya yang luar biasa dalam pengembangan SDM unggul. Beliau adalah mantan atlet karate nasional, pernah menjadi dosen, menggeluti bisnis, dan juga mendalami ilmu agama.

Dan berkat luasnya  bidang yang pernah beliau geluti itulah akhirnya lahir sebuah buku yang memadukan prinsip psikologi modern, khasanah keislaman, serta sains modern dalam satu paket yang menarik. Seandainya beliau hanya bergulat dengan satu bidang saja, maka karya besarnya tidak akan pernah dinikmati oleh jutaan orang saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun