Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Si Loyal Vs Si Kutu Loncat, Siapa yang Lebih Bahagia dalam Pekerjaannya?

3 Maret 2021   15:09 Diperbarui: 3 Maret 2021   20:07 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resign (Sumber: shutterstock.com)

Seringkali alasan yang dikemukakan oleh seseorang untuk mendasari keputusannya keluar dari pekerjaan lama menuju pekerjaan baru adalah demi memperoleh sesuatu yang lebih baik. 

Dalam hal fasilitas, lingkungan kerja, interaksi dengan orang lain, atau mungkin prospek karir di masa mendatang. Namun kita semua tahu bahwa tidak pernah ada tempat kerja yang benar-benar menjanjikan kesempurnaan. 

Meski belakangan kita bisa menyebut beberapa tempat kerja nyaman seperti Google atau organisasi lain yang menganut cara pengelolaan sejenis sebagai tempat impian untuk menikmati pekerjaan dengan sebagaimana mestinya. 

Sayangnya, tidak semua tempat kerja, organisasi, atau majikan yang bersedia membayar kita mampu memberikan sepenuhnya apa yang kita mau. 

Selalu ada celah kekurangan yang mungkin kelak akan dijadikan alasan berpindahnya seseorang dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Sehingga fenomena "kutu loncat" di mana seseorang memiliki kecenderungan lebih untuk berpindah pekerjaan akan cukup sering dijumpai.

Semakin bermasalah kondisi dari beberapa kriteria tempat kerja nyaman tadi, maka umumnya semakin besar dorongan untuk mencari-cari tempat baru dengan harapan mampu memberikan tingkat kenyamanan yang lebih baik. 

Lalu apakah ini berarti mereka yang memiliki kecenderungan menjadi kutu loncat merupakan orang-orang yang jauh dari kebahagiaan di tempat kerja? 

Apakah kebahagiaan kerja adalah sesuatu yang sulit untuk diperoleh sehingga membuat mereka harus terus melakukan pencarian dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain, dari satu organisasi ke organisasi yang lain, dan dari satu majikan ke majikan yang lain?

Emosi dan Kebahagiaan

Mungkinkah faktor utama yang menjadikan seseorang memperoleh kebahagiaan dalam pekerjaannya adalah "ekosistem" pekerjaan itu sendiri? 

Mulai dari sisi manusianya, fasilitasnya, kompleksitas masalahnya, budaya kerjanya, atau ada hal lain yang lebih luas lagi. Dengan kata lain aspek eksternal diluar diri seseorang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun