Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ketika Diterima Kerja pada Posisi yang Tidak Dilamar

8 Februari 2021   15:28 Diperbarui: 15 Februari 2021   11:40 2818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang diterima kerja | Sumber gambar: shutterstock.com

Seorang teman pernah menceritakan awal mula perjalanannya menapaki karir dalam pekerjaan. Ia mengatakan kalau awalnya ia mengirim lamaran kerja untuk posisi jabatan production planning. Namun ketika memasuki tahap interview terakhir, ia diberi tawaran oleh user-nya untuk menempati posisi sebagai supervisor produksi. 

Dengan pertimbangan adanya kesempatan besar untuk segera mendapatkan pekerjaan, maka teman saya pun kemudian mengiyakan tawaran itu. 

Selain itu ia juga berpandangan bahwa inilah momen pertamanya terjun di dunia kerja selepas lulus kuliah, sehingga baginya "berpaling" bidang kerja seharusnya tidak menjadi masalah meskipun berbeda dibandingkan jabatan yang ia incar sewaktu mengirim lamaran kerja sebelumnya.

"Hidup itu sederhana, tentukan pilihan dan jangan pernah menyesalinya. Membuat pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan adalah perlu. Tapi terkadang kita juga harus membuat keputusan dengan cepat sekaligus tepat sembari berharap bahwa itulah keputusan terbaik yang kita ambil."

Beberapa tahun kemudian, teman itu kembali mencurahkan pandangannya perihal pekerjaan yang sekarang ia jalani. 

Di satu sisi dirinya masih memendam harapan untuk bisa terjun menjalani pekerjaan sebagaimana minatnya terdahulu, production planning. Tapi di sisi lain ia sudah terlanjur terjun menjadi bagian dari tim pelaksana produksi. 

Keinginannya untuk mengembangkan karir di bidang minatnya dianggapnya telah salah jalan. Tak ayal ia pun merasakan kegalauan, apakah akan terus mendalami pos bidang kerjanya sekarang atau kah mencoba untuk memulai lagi dari awal pada posisi yang dulu pernah dirinya dambakan.

Pada kesempatan yang lain, ada juga seorang teman kuliah yang sebelumnya sempat menjalani pekerjaan di bagian gudang suatu perusahaan logistik. 

Lantas demi mencoba peruntungan baru, ia pun mengirimkan lamaran pekerjaan ke perusahaan lain. Juga pada bidang pekerjaan yang sama yaitu gudang. Hanya bedanya ini di perusahaan manufaktur. Tentunya dengan target gaji dan jenjang karir yang lebih baik. 

Tapi saat melakukan prosesi interview, ia justru dialihkan oleh pihak perusahaan untuk menempati posisi lain yang kebetulan memang sedang membutuhkan anggota tim. 

Bidangnya adalah management representative (MR) dengan tugas utamanya mengurusi hal-hal terkait standarisasi seperti ISO, sertifikasi halal, dan sejenisnya. Singkat kata teman saya pun sepakat menerima tawaran tersebut meskipun berbeda dengan background pekerjaan yang ia miliki.

Tapi belakangan, teman saya itu justru terlihat lebih berbahagia dibanding sebelumnya. Entah karena fasilitas yang lebih baik atau karena hal lain yang mengakibatkan hal itu. Tapi yang jelas perbedaan antara posisi pekerjaan yang dilamar dengan posisi pekerjaan di mana ia diterima telah memberikan berkah luar biasa khususnya pekerjaan barunya tersebut telah menjadikannya bertahan lebih lama dalam suatu pekerjaan. 

Di tempat kerja yang lama ia tidak pernah bertahan lebih dari satu tahun. Kini paling tidak kecenderungannya untuk berpindah-pindah kerja sudah "terobati".

Keputusan Salah Arah

Umumnya seseorang akan melamar kerja pada bidang kerja favoritnya. Mungkin karena kesamaan latar belakang pendidikan, ketertarikan atau passion, dan sebagainya. 

Harapannya, dengan memilih pekerjaan yang sesuai maka hal itu akan bisa membuat seseorang lebih menikmati pekerjaannya. Tapi terkadang situasi tidak terduga terjadi. Di mana apa yang kita inginkan terkadang berbeda dengan kenyataan.

Ketika seseorang dihadapkan pada situasi semacam ini lantas apa yang harus dilakukan? Apakah kita dengan serta merta langsung menerima atau menolak tawaran "pengalihan" yang diberikan oleh pihak pemberi kerja? Atau kah kita perlu meminta waktu lebih untuk mempertimbangkan hal itu dengan risiko tawaran pekerjaan langsung dialihkan ke orang lain? 

Bagaimana pun juga ketika seseorang sudah memutuskan untuk terjun di suatu bidang pekerjaan mau tidak mau hal itu akan membuatnya "terikat" dan menjauh dari hal-hal lain di luar bidang tersebut. Yang ada justru seseorang dituntut memiliki wawasan dan keterampilan yang lebih baik dalam menunjang suksesi pekerjaan pada bidang bersangkutan.

Memang tidak selalu menjadi sesuatu yang mudah untuk mendapatkan pekerjaan langsung sesuai bidang minat. Apalagi ketika seseorang dihadapkan pada kondisi di mana dirinya harus memperoleh pekerjaan sesegera mungkin. 

Maksud hati ingin menapaki jenjang karir pada suatu bidang tertentu. Tapi apa daya sesuatu yang tak terduga terjadi, dan hal itu justru berasal dari pihak penyedia kerja. Bukan dari kita yang salah memilih bidang sedari awalnya. Terkait hal ini pilihan setiap orang mungkin bisa jadi berbeda-beda. 

Tapi intinya adalah setiap orang berhak menentukan pilihannya masing-masing, dan berharap bahwa keputusan yang diambil bukanlah suatu keputusan yang salah.

 

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun