Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Manusia Silver, antara Sukarelawan, Seniman, atau Pengemis?

24 November 2020   14:45 Diperbarui: 1 Desember 2020   02:37 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Salah satu patung manusia silver di Kota Tua yang sedang beraksi pada Rabu (27/11/2019) menghibur pengunjung. (Foto: Kompas.com/Gabriella Wijaya)

"Merupakan sebuah kehormatan tatkala seseorang berhasil menafkahi dirinya dari jerih payah yang layak. Bahkan meskipun nominalnya kecil tapi nilai martabatnya sangatlah luar biasa. Bagaimanapun kepuasan tertinggi itu bukanlah sebagai peminta-minta, melainkan sebagai pemberi."

Pasca terjadinya sebuah bencana entah itu disebabkan oleh banjir, letusan gunung, tsunami, tanah longsor, ledakan bom, dan lain sebagainya biasanya para sukarelawan berbondong-bondong menghimpun dana bantuan dari berbagai penjuru. 

Ada yang mengetuk pintu rumah ke rumah, ada yang menggelar program acara, dan ada juga yang turun ke jalan mengedarkan kotak amal guna menggugah simpati publik agar turut berkenan membantu para korban. 

Dan dari sekian banyak sukarelawan yang turut serta membantu terselip satu kelompok unik yang mendandani dirinya dengan lumuran cat berwarna silver (perak). Sehingga kelompok ini kemudian populer dengan sebutan Manusia Silver.

Untuk waktu-waktu terdahulu Manusia Silver cukup banyak dikenal sebagai kelompok sukarelawan yang berpenampilan unik untuk menarik atensi publik supaya ikut terlibat dalam kegiatan amal. 

Bisa dibilang Manusia Silver adalah pahlawan bagi para korban bencana yang membutuhkan uluran bantuan. Status mereka tentu sangat terhormat mengingat sematan sebagai sukarelawan yang mengusung kepedulian terhadap sesama. 

Paling tidak kehormatan itulah yang disandang para Manusia Silver sebelum akhirnya "disalahfungsikan" untuk mengemis dan meminta-minta oleh sekelompok orang tertentu.

Seniman Silver atau Pengemis Silver?

Manusia Silver dalam definisi fitrahnya sebenarnya adalah para seniman yang mendandani dirinya secara unik dan kreatif. Hal itu merupakan upayanya untuk menarik perhatian sekaligus "menghibur" orang-orang yang ada di sekelilingnya. 

Penampilan mereka di depan khalayak merupakan bagian dari show yang mereka pertontonkan seperti halnya seorang pengamen yang memainkan alat musik. Mereka diberikan "sumbangan seikhlasnya" oleh orang-orang yang berkenan dengan aksinya atau mungkin merasa bersimpati.

Beberapa kali kita mungkin pernah menjumpai anak-anak muda berlumuran cat warna silver di persimpangan lampu merah, pusat keramaian, pom bensin, dan beberapa tempat yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun