Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Satu Tahun Jokowi - Ma'ruf dan Andai-andai Prabowo Presiden yang "Sami Ugi Sami Mawon"

20 Oktober 2020   13:23 Diperbarui: 21 Oktober 2020   10:36 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto | Sumber gambar : bisnis.com / antara

"Saatnya menatap realitas atas kondisi bangsa ini di periode satu tahun pemerintahan jilid II Presiden Jokowi berkuasa. Jika memang harus mengkritik maka kritiklah yang patut. Jika memang perlu diingatkan maka ingatkanlah dengan cara yang layak. Bagaimanapun para pemimpin kita terpilih sudah atas kehandak Sang Maha Kuasa. Selayaknyalah kita mendoakan yang terbaik untuk bangsa ini. Pertanyaannya, sudahkah kita melakukannya?"

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin sudah menapaki periode satu tahun kepemimpinannya. Selama rentang periode tersebut cukup banyak sekali dinamika yang dihadapi beliau berdua berikut "bala pasukannya". 

Pandemi COVID-19 menjadi tantangan terberat yang harus dihadapi sejauh ini dengan efek serangannya yang mengacaukan ekonomi, mengancam kesehatan, bahkan menggantu stabilitas sosial politik negara selama beberapa waktu terakhir.

 Apalagi dalam periode yang sulit ini ada saja beberapa kebijakan yang dinilai tidak tepat waktu seperti pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja sehingga membuat kepercayaan publik mendekati titik nadir. 

Seruan mundur kepada presiden bukan sekali dua kali disematkan. Begitu juga dorongan untuk mengganti beberapa pejabat kabinet seperti menjadi santapan sehari-hari presiden. 

Namun hingga sejauh ini Presiden Jokowi masih bersikukuh dengan segala keyakinannya. Tetap mempertahankan formasi kabinet sama seperti pertama kali dilantik pada periode kedua masa jabatan beliau sebagai presiden.

Terkadang sikap presiden ini memantik rasa penasaran publik. Apa gerangan yang membuat beliau begitu yakin dengan para menterinya, dengan seluruh jajaran kabinetnya yang meskipun dalam pandangan orang lain banyak yang bekerja dibawah standar ternyata masih saja dipertahankan. 

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu dalam peristiwa wawancara kursi kosong Menteri Terawan oleh Mata Najwa. Sang Menteri Kesehatan (Menkes) yang tidak hadir seperti menjadi bulan-bulanan publik karena dinilai "hilang" saat masyarakat terpuruk kesehatannya akibat COVID-19. 

Namun sekali lagi Presiden Jokowi seperti menganggap semuanya masih baik-baik saja. Dan hal ini memunculkan beberapa selentingan terkait sikap presiden yang tidak tegas terhadap bawahannya. Sebagian yang lain beranggapan bahwa mungkin situasinya akan berbeda jika Prabowo yang menjabat sebagai presiden.

Dan sepertinya Prabowo Subianto yang kini bertugas sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) tersentil atas hal itu. Baru-baru ini pak menhan diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi dan menyatakan jikalau dirinya yang kemarin terpilih sebagai presiden maka ia pun juga akan menunjuk orang-orang yang sama dengan Presiden Jokowi sebagai menterinya. 

Menurut Prabowo para menteri dan jajaran kabinet saat ini memang merupakan sosok-sosok yang tepat mengemban tugas penting negara. Dengan demikian Menkes Terawan pun sejatinya dianggap Prabowo sudah sangat tepat mengurus masalah kesehatan bangsa ini.

Melihat penyataan Prabowo itu maka publik sebenarnya tidak perlu berandai-andai lagi kalau presidennya adalah Prabowo dan bukannya Jokowi. 

Karena toh sepertinya hasilnya juga "sami ugi sami mawon" alias sama saja. Bagaimanapun juga kondisi seperti pandemi COVID-19 itu tidak aad yang tahu semasa kontestasi pilpres 2019 berlangsung. 

Termasuk Jokowi dan juga Prabowo. Kini setelah melewati masa satu tahun Presiden Jokowi memimpin negara ini di periode yang kedua, dan satu tahun pertama Prabowo sebagai menhan publik tentu masih mengharapkan banyak hal dari beliu berdua untuk bangsa ini. 

Mungkin sampai saat ini masih ada yang kecewa dengan keputusan bersatunya Prabowo ke pemerintahan Jokowi. Namun satu sisi positif dari hal itu adalah tidak ada figur "musuh" yang mesti dihadapi Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya. 

Hal ini seharusnya memberikan nilai lebih untuk menuntaskan setiap permasalahan bangsa. Hanya saja hal itu sepertinya belum benar-benar berjalan sesuai harapan.

Satu tahun kepemimpinan Jokowi -- Ma'ruf adalah saat untuk menghilangkan semua angan bahwa presiden dan wakil presidennya adalah bukan beliau berdua. Mari doakan yang terbaik untuk bangsa ini. 

Bagaimanapun juga bukan suatu kebetulan kalau kita sekarang dipimpin oleh beliau-beliau ini. Semua sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Memang pemimpin memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyatnya. Tapi perilaku rakyat terkadang menjadi sebab musebab keberadaan pemimpinnya. 

Sekarang adalah saatnya kita untuk sama-sama menjadi baik satu sama lain. Memperbaiki kualitas diri masing-masing tanpa harus menuding dan saling tunjuk muka siapa yang bersalah atas kondisi bangsa ini. Kita semua memiliki kekuatan untuk berkotribusi bagi bangsa ini. Minimal dari untaian doa yang kita panjatkan.


Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun