Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Asah Keterampilan Karyawan Menganalisa dengan Kebiasaan Menulis

19 Oktober 2020   11:26 Diperbarui: 19 Oktober 2020   11:33 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis bisa menjadi media mengasah keterampilan menganalisis | Sumber gambar : www.vskills.in

"Kelebihan penting manusia dalam menjalani suatu pekerjaan adalah kemampuannya menganalisa. Hal ini perlu dilatih dan diasah dari waktu ke waktu sehingga mampu membuat keputusan terbaik saat melaksanakan pekerjaan."

Bagi sebagai orang menulis adalah profesi. Sebagian yang lain menganggapnya sebagai hobi. Seseorang dengan profesi karyawan atau pekerja yang menekuni hal ini bisa jadi menyebutnya sekadar sebagai hobi belaka. Sekadar sebagai media menuangkan isi hati, berbagi pengalaman, atau sebatas menularkan gagasan kepada para pembacanya. 

Meskipun begitu kegiatan menulis sendiri sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa bagi para karyawan. Manfaat yang bisa dirasakan langsung untuk menunjang bidang profesi khususnya dalam hal keterampilan menganalisis.

Keberadaan manusia sebagai bagian dari pekerjaan tentunya dibutuhkan tidak hanya sebagai pelaksana tugas yang sekadar menjalankan instruksi atasan tanpa adanya proses berfikir samasekali.

Jikalau sekadar melaksanakan perintah tanpa pilih pilah itu tidak ada bedanya dengan robot atau mesin yang bekerja. Keunggulan manusia selaku pekerja terletak pada nalarnya, akalnya, logikanya, serta analisisnya. 

Sehingga mereka terasa akan lebi berdaya guna jikalau keunggulan yang diharapkan itu mampu diterapkan dalam menunjang jalannya pekerjaan.

Permsalahannya, tidak sedikit dari para pekerja yang sebatas mengikuti perintah tanpa adanya dorongan untuk berbuat sesuatu yang lebih. 

Mempertanyakan benar salah, produktif atau tidak, serta bagaimana supaya suatu pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih baik di kemudian hari merupakan ciri karyawan yang menggunakan daya nalarnya. 

Sikap seperti inilah yang diterapkan oleh beberapa perusahaan kelas dunia dalam mendidik karyawannya. 

Toyota misalnya yang memberikan keleluasaan penuh kepada pekerja level operator untuk mengambil keputusan melanjutkan atau menghentikan laju produksi berdasarkan pertimbangan kualitas. 

Mereka diberi hak memutuskan sesuatu tentu bukan tanpa bekal keterampilan. Para pekerja tersebut diwajibkan bisa menganalisa situasi dan menilai dampak yang ditimbulkannya. Dengan demikian keputusan yang diambil pun memang merupakan opsi terbaik yang harus diambil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun