Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

5 Hal Menyebalkan dari Pelayanan Retail Modern

17 Oktober 2020   07:52 Diperbarui: 17 Oktober 2020   08:04 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Retail Modern | Sumber gambar: www.sop-perusahaan.com

"Tidak semua buruk dan tidak semua baik. Pasti ada celah kualitas pelayanan di setiap gerai-gerai retail modern. Hanya saja memang yang perlu dijaga adalah standarisasi pelayanan tersebut sehingga tidak timpang satu sama lain."

Keberadaan retail modern selama beberapa tahun terakhir ini sepertinya semakin akrab saja dengan seluruh lapisan masyarakat. Tidak sedikit di antara kita yang lebih memilih untuk berbelanja di sana ketimbang ke toko-toko pada umumnya. 

Mungkin sebagian ada yang menyebutnya praktis, leluasa dalam memilih produk, dan hampir semua kebutuhan sehari-hari tersedia di sana. Sehingga tidak terlalu mengherankan apabila retail modern tumbuh begitu pesat dan terus merambah ke berbagai pelosok. Hampir setiap desa ditempati setidaknya satu retail modern atau bahkan lebih.

Namun dari sekian nilai keunggulan yang disematkan terhadap retail modern sebenarnya ada beberapa hal yang cukup menyebalkan terkait pelayanan dari beberapa retail modern tersebut. 

Dengan satu naungan manajemen yang sama tidak jarang kualitas layanan yang diberikan berbeda satu sama lain. Entah karena sistem yang diterapkan tidak berjalan sesuai harapan atau karena hal lain yang mengakibatkan situasi semacam itu terjadi. Dalam hal ini saya pribadi khususnya pernah beberapa kali mengalami situasi yang kurang menyenangkan tersebut.

1. Punya 2 Kasir Pembayaran tapi Hanya Satu yang Aktif

Hal ini terkadang membuat saya bertanya-tanya. Untuk apa gerangan fungsi keberadaan dua kasir jikalau salah satunya kurang berfungsi untuk melayani pembeli. 

Mungkin ada keterbatasan dalam jumlah personel di gerai-gerai retail tertentu, namun ketika melihat adanya antrian yang cukup banyak hendaknya hal itu peka disikapi. Kasir yang satunya segera difungsikan untuk melayani pembeli lain. Apalagi tatkala ada pembeli yang sedang melakukan transaksi dengan kasir dengan proses cukup "berbelit" seperti melakukan pembayaran tagihan atau sejenisnya. Hal itu cukup membuat pengantri di belekangnya geregetan karena mesti menunggu cukup lama. Sedangkan kasir di sebelah kosong melompong dimana petugas yang satunya entah sedang pergi kemana.

2. Harga Terpasang di Rak Berbeda dengan Harga Kasir

Pengalaman terkait hal ini pernah saya tulisakan dalam artikel terdahulu tatkala beberapa kali menjumpai perbedaan harga terpasang di rak dengan harga yang disodorkan kasir saat hendak melakukan pembayaran. 

Bagaimanapun juga harga terpasang merupakan patokan pembeli dalam memiliki produk yang hendak ia beli. Bahkan perbedaan sebesar beberatus rupiah saja cukup berpengaruh dalam menentukan produk yang akan dipilih. Semestinya hal ini menjadi perhatian serius pihak pengelola. Apalagi mengingat petugas di gerai-gerai retail biasanya lebih dari satu dan secara rutin melakukan kroscek harga.

3. Trouble Saat Pengisian Pulsa

Untuk saat ini pengisian pulsa sebenarnya bisa dilakukan jauh lebih mudah dibandingkan yang dulu-dulu. Tidak harus selalu mencari conter pulsa, tapi juga bisa dilakukan dengan cara lain diantaranya melalui retail modern. Bahkan ketika kita melakukan pembayaran ke kasir sang petugas akan menawarkan pulsa untuk kita beli. 

Namun dalam beberapa kali kesempatan saya dibuat kecewa kala membutuhkan untuk mengisi pulsa justru terjadi gangguan. Padahal sudah jauh-jauh ke sana. Dan biasanya juga tidak ada informasi yang memperingatkan terjadinya gangguang tersebut sampai kita mengutarakan maksud untuk membeli pulsa di gerai tersebut.

4. "Prank" Layanan Tarik Tunai

Sebagian gerai retail modern biasanya memberikan layanan ATM untuk pembeli yang hendak melakukan transaksi tarik tunai, transfer, dan lain sebagainya. Tidak jarang di satu gerai saja terdapat lebih dari satu jenis mesin ATM. Semuanya dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan bagi pembeli yang berkunjung. 

Meskipun begitu ada juga gerai-gerai retail modern lain yang tidak menyediakan fasilitas tersebut. Hanya saja "dikompensasi" dengan adanya layanan tarik tunai via kasir dengan syarat melakukan transaksi pembelian dalam rentang nominal tertentu. 

Dalam beberapa kesempatan saya juga pernah memanfaatkan layanan ini dan bisa dibilang cukup membantu. Tapi tidak jarang beberapa kali juga merasa terkena "prank" karena layanan tersebut tidak bisa dilakukan dengan dalih uang kosong, uangnya terbatas, dan sejenisnya. Dan kembali lagi situasi semacam itu tidak pernah diberitahukan sampai kita mengutarakan niat untuk melakukan transaksi tarik tunai. Kecewa, jengkel, kadang merasa dibohongi karena sudah begitu berharap bahwa layanan tarik tunai itu bisa tersedia setiap saat.

5. Sulit Menolak Tawaran Donasi Uang Receh Kembalian

Tidak ada yang salah dengan berdonasi atau sedekah. Justru hal itu memberikan nilai pahala tersendiri yang berdampak luar biasa bagi diri kita pribadi serta orang lain yang menerima bantuan dari donasi tersebut. Hanya saja mungkin caranya butuh diiperbaiki. Tidak dengan gaya "main todong" yang mana untuk mengutarakan jawaban "tidak" serasa seperti membuat kita sebagai orang paling pelit di dunia. 

Bagi saya pribadi tidak terlalu masalah dengan donasi uang kembalian tersebut. Namun sebagian orang yang lain belum tentu demikian. Kalaupun ingin menawarkan ajakan berdonasi via uang kembalian sebaiknya hal itu dilakukan dengan lebih "halus". 

Misalnya dengan konfirmasi by click pada layar monitor yang tertera di hadapan kasir dimana para pembeli bisa memberi rating atas kualitas pelayanan di suatu gerai. Tanpa banyak cakap tinggal konfirmasi bersedia atau tidak. Hal itu akan terlihat lebih privasi ketimbang penyataan verbal dari para petugas kasir.

Empat hal  tersebut pernah saya alami di beberapa gerai retail modern, tidak terkhusus di satu tempat saja. Adakalanya di suatu tempat tertentu pelayanan yang diberikan membuat kita nyaman, namun di tempat yang lain justru lebih mudah memantik emosi. 

Beberapa petugas ada yang sangat bersahabat, namun ada juga yang terkesan acuh dan masa bodoh. Memang tidak akan ada sesuatu yang sempurna, hanya saja untuk sebuah entitas bisnis seperti retail modern yang dikelola oleh satu manajemen tunggal terintegrasi semestinya terdapat pemerataan kualitas pelayanan satu sama lain sehingga membuat nyaman para pengunjungnnya. Hal ini seharusnya juga menjadi suatu pembelajaran berharga dari penyedia layanan sejenis agar memperhatikan kualitas pelayanannya masing-masing.


Salam hangat,

Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun