Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengaruh Aspek Mental dalam Menunjang Pencapaian Karier

10 Oktober 2020   12:57 Diperbarui: 10 Oktober 2020   13:10 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: via kompas.com

"Dibutuhkan sebuah sikap mental yang tepat untuk mencapai karir yang luar biasa. Untuk itu kita perlu mengenal siapa diri kita dan menggali lebih dalam terkait seperti apa kondisi mentalitas yang kita miliki. Apakah sikap mental kita sudah sefrekuensi dengan ambisi karir kita atau tidak. Apabila belum terjadi suatu sinergi maka sekaranglah saatnya untuk lebih memperhatikan hal itu." 

Pikiran seseorang pada dasarnya terdiri dari alam sadar dan alam bawah sadar. Keduanya saling berkolabirasi satu sama lain dalam menentukan sikap serta perilaku seseorang. Meskipun begitu ternyata alam bawah sadar kita memiliki peranan yang jauh lebih besar ketimbang alam sadar kita. Bahkan ada yang mengatakan kontribusinya mencapai 80% dari keseluruhan pengaruh pikiran terhadap hidup seseorang. 

Salah satu hal yang paling dipengaruhi oleh alam bawah sadar ini adalah mentalitas. Sikap mental kita amatlah ditentukan oleh "software" yang terinstal kedalam pikiran bawah sadar. Segala pengalaman yang tertanam di benak kita, entah itu yang menyenangkan ataupun menyedihkan berbaur menjadi satu mengisi basis memori pikiran yang bisa jadi kita sendiri tidak menyadari keberadaannya. 

Ketika ada satu aspek tertentu yang terakumulasi dalam kurun waktu cukup lama hal ini kemudian akan menentukan tentang bagaimana cara kita bersikap dan memandang suatu keadaan atau peristiwa. Rasa percaya diri hingga trauma psikologis sangat dipengaruhi oleh bentukan alam bawah sadar yang dibentuk oleh segala apapun yang masuk kedalam diri melalui segenap panca indera yang kita miliki. Sehingga kita sepatutnya lebih jeli dalam memilih dan memilah informasi apapun yang hendak masuk pada diri kita. Karena sekali hal itu melekat maka bukan perkara gampang untuk mengubahnya.

Bob Proctor, salah seorang pakar dalam bidang ini pernah mengatkan bahwa setiap manusia memiliki periode emas pembentukan pikirannya dalam rangka membangun mindset yang kemudian menjadi landasan kehidupannya pada waktu-waktu yang akan datang. 

Waktu terbaik untuk membangun mindset seseorang yaitu ketika seseorang berada dalam rentang usia 1-4 tahun. Itulah periode emas yang tidak akan pernah terulang lagi di kemudian hari pada setiap orang. Ketika ada sesuatu hal luar biasa yang dialami oleh anak berumur 1-4 tahun maka besar kemungkinannya ia akan tumbuh dalam balutan pikiran yang terbentuk oleh pengalaman luar biasa tersebut. 

Lantas apakah ini artinya tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubah sistem pikiran kita yang sudah ada sejak dulu? Ada. Bob Proctor memaparkan bahwa repetisi menjadi kunci akan hal ini. Sebuah upaya terus menerus yang didoktrinkan ulang kepada alam bawah sadar jika dilakukan secara konsisten maka akan memberikan kontribusi pengaruh dan menciptakan perubahan. Tapi hal itu tidak akan terjadi dengan mudah. Butuh waktu yang tidak sebentar.

Alam Bawah Sadar Mempengaruhi Capaian Karir?

Pola pikir, cara pandang, atau sikap mental seseorang akan mempengaruhi caranya dalam bertindak sesuatu. Termasuk dalam ranah pekerjaan atau karir hal itu juga akan berpengaruh. Seseorang yang cerdas dalam keterampilan teknis bisa jadi tidak cakap dalam menuntaskan pekerjaannya. Bukan karena ia bodoh, tapi karena sikap mentalnya kurang tepat. Karena pola pikirnya salah. Karena cara pandangnya bermasalah. Sehingga apabila seseorang ingin memperbaiki kualitas karirnya maka yang pertama kali harus dibenahi adalah sikap mental pada dirinya.

Contoh sederhana dan mungkin agak ekstrim. Seorang pekerja yang depresi dapatkah mengerjakan pekerjaannya dengan baik? Tentu tidak. Yang ada malah masalah demi masalah bermunculan karenanya. Perbaiki dulu akarnya baru selanjutnya akan turut mengalami perbaikan. Terkait dengan permasalahan terkait sikap mental sebenarnya ada beberapa cara mengatasinya. 

Melakukan self motivation atau berbagi semangat dengan orang-orang terdekat mungkin bisa menjadi alternatif. Akan tetapi ketika ranahnya sudah memasuki "ranah yang lebih jauh" maka peran psikiater atau psikolog bisa jadi diperlukan. Karena ketika salah memberikan penanganan maka efeknya bisa jadi lebih buruk dari sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun