Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Benang Merah Sertifikasi Penceramah dan Ancaman "Orang Gila"

18 September 2020   07:20 Diperbarui: 18 September 2020   07:23 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan (Sumber: daerah.sindonews.com)

Kasus penusukan yang dialami oleh Syekh Ali Jaber beberapa waktu lalu semakin membuka mata publik perihal nyatanya ancaman terhadap keselamatan nyawa para penceramah.

Dorongan agar pelaku ditindak tegas dan diusut tuntas sepertinya belum bisa memberikan garansi apapun terhadap keselamatan para pengajar kepribadian umat tersebut. Apalagi Menkopolhukam Mahfud MD sempat menyebut kemungkinan adanya kelompok terorganisir yang melatarbelakangi aksi-aksi kekerasan terhadap para pemuka agama ini. Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sampai meminta BNPT, BIN, hingga Polri untuk mengusut ulang kasus-kasus terdahulu yang menimpa para penceramah agar bisa membuka lebar tabir kecurigaan masyarakat bahwa aksi penusukan tersebut adalah sesuatu yang benar-benar terorganisir atau tidak.

Disisi yang lain, Kementerian Agama (Kemenag) melalui menterinya Bapak Fachrul Razi sepertinya masih "ngotot" untuk tetap melaksanakan program sertifikasi ulama meskipun berulang kali mendapatkan penolakan. Program sertifikasi penceramah ini dikhawatirkan memantik friksi antar golongan di tengah-tengah masyarakat sehingga berisiko memunculkan kesenjangan sosial lainnya. Kubu-kubuan antar sesama umat beragama bisa menjadi ancaman nyata yang tidak terhindarkan lagi.

Kengototan menag dan besarnya penolakan dari publik terhadap program sertifikasi penceramah ini bukan tidak mungkin memiliki benang merah keterkaitan dengan tindak kekerasan yang mengancam keselamatan para penceramah beberapa waktu terakhir ini. Seakan tersirat kesan bahwa para penceramah yang ingin terjamin keselamatannya harus memiliki sertifikat ceramah terlebih dahulu.

Mungkinkah sertifikasi penceramah ini akan menjadi jaminan bahwa keselamatan nyawa para pendakwah itu akan lebih terlindungi? Hal itu masih memerlukan pengujian. Hanya saja peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh berbeda itu "menggoda" pemikiran kita untuk berspekulasi banyak hal. Termasuk kemungkinan adanya saling terkait antara program sertifikasi ulama dengan potensi ancaman terhadap keselamatan para pendakwah.

Meningkatnya aksi kriminalitas kekerasan terhadap penceramah sepertinya bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Mengapungkan narasi "orang gila" sebagai pelaku kejahatan seperti ingin menggiring opini publik bahwa kejahatan tersebut adalah sebuah peristiwa random yang tidak bisa ditebak terjadinya. Padahal di waktu yang lain kasus serupa juga terjadi.

Probabilitas disebut kebetulan untuk dua peristiwa besar yang mirip sepertinya cukup kecil dan rasa-rasanya akan memantik banyak tanda tanya. Benarkah itu kebetulan? Atau jangan-jangan hal itu suatu kesengajaan yang dikesankan secara kebetulan? Entahlah. Otak deduktif saya masih belum sejauh itu. Tapi selama pengungkapan motif dari aksi kekerasan terhadap ulama ini belum terungkap secara gamblang maka beragam spekulasi masih akan terus berterbangan.

Untuk saat ini dan seterusnya kita memang harus lebih banyak mendoakan para guru kita, para pendakwah, penceramah, dan segenap penebar pesan kebaikan itu agar senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun