Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rivalitas di Lingkungan Kerja, Wajarkah Terjadi?

9 September 2020   10:53 Diperbarui: 9 September 2020   10:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Sumber gambar : magazine.job-like.com

Dinamika yang terjadi di dunia kerja sangatlah beragam. Adu argumen, perbedaan pandangan, ambisi jabatan, hingga masalah pendapatan adalah sekelumit dari sekian banyak hingar-bingar dunia kerja. Seseorang yang bekerja "secukupnya" saja sudah jamak ditemui. Tapi tidak sedikit dari para pekerja tersebut yang memiliki ambisi tinggi dalam mengejar karirnya. 

Bahkan tidak jarang sebagian dari mereka terlibat rivalitas dan perseteruan sengit dengan sesama rekan kerjanya yang lain. Sebagian menjalin iklim kompetisi yang sehat sehingga mampu meningkatkan atmosfer semangat kerja tim secara keseluruhan. Sayangnya, sebagian yang lain ada kesan mencari muka dan main tusuk dari belakang demi mendapatkan atensi lebih atas kinerja dirinya sendiri tanpa peduli kondisi orang lain.

Dua orang atau lebih dalam lingkungan kerja yang tengah berlomba-lomba menjadi yang terbaik satu sama lain sebenarnya adalah hal yang lumrah. Bagaimanapun juga semangat kompetisi memang perlu digalakkan demi terjadinya perbaikan berkesinambungan dalam sebuah tim kerja. Namun kondisi seperti itu tetaplah harus berada dalam kendali. 

Jangan sampai rivalitas yang terbentuk itu justru membuat kinerja organisasi secara keseluruhan menjadi kontraproduktif. Masing-masing orang berupaya untuk show off kemampuan dirinya masing-masing sedangkan kepentingan bersama menjadi dinomorduakan.

Dalam sebuah kesempatan dulu saya pernah berada dalam lingkungan kerja yang demikian. Ketika beberapa orang berusaha untuk saling unjuk kemampuan satu sama lain kepada atasannya. Suasananya terasa kaku dan tegang. Seperti ada kesan mencurigai satu sama lain. Sebuah kesalahan kecil bisa menjadi panjang urusannya. 

Saling intip celah untuk mengulik kelemahan orang lain demi keuntungan pribadi. Kegagalan seseorang adalah keberhasilan bagi yang lainnya. Jual beli pengaruh dengan divisi lain pun turut terpengaruh dimana sebagian orang merasa klop dengan satu orang tapi tidak klop dengan yang lain. Sekali lagi kondisi semacam ini apabila sudah kebablasan akan menjadikan koordinasi kerja organisasi bermasalah.

Rivalitas antar beberapa orang yang sama-sama memiliki ambisi besar sayogyanya tidak perlu diproklamirkan. Jikalau hal itu secara tidak langsung terjadi maka sang atasan yang memiliki kewenangan atas mereka yang bersaing semestinya bisa memberdayakan situasi ini secara produktif. Melibatkan mereka dalam suatu kerja sama yang saling mengisi satu sama lain. Karena sebagus apapun hasil kerja setiap orang pada akhirnya kepentingan organisasilah yang paling utama.  

Salam hangat,

Agil S Habib

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun