Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Bilang Kampanye Capres Saat Sekarang Itu "Biadab", Bagaimana dengan Deklarasi Giring?

29 Agustus 2020   09:30 Diperbarui: 29 Agustus 2020   09:29 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo | Sumber gambar : ribunnews.com / kompas.com

Jenderal (Purnawirawan) TNI Gatot Nurmantyo digadang-gadang akan maju dalam kontestasi pemilihan umum presiden (pilpres) 2024 mendatang. Tidak sedikit kalangan yang menjagokan beliau untuk maju bersaing dengan segenap tokoh-tokoh lain untuk melanjutkan tongkat estafet kepresidenan. Latar belakang Gatot Nurmantyo sebagai figur militer yang memasuki kancah politik memberikan opsi alternatif selain sosok Prabowo Subianto. 

Dimasa pandemi seperti sekarang ketika sosok berlatar sipil yang mengomandoi negara dinilai kurang "greget" dalam mengendalikan situasi, maka sosok berlatar berlatar belakang militer sepertinya kembali dirindukan. Dan Gatot cukup diperhitungkan untuk menempati posisi terhormat itu.

Alih-alih bersemangat untuk mendeklarasikan diri sebagai calon presiden (capres) untuk pilpres 2024 mendatang, Gatot justru menilai  hal itu sebagai hal yang tidak patut untuk dilakukan ditengah situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang. 

Bahkan menurutnya melakukan kampanye capres dimasa sekarang ini merupakan sebuah langkah yang biadab. Menilik penilaian Jenderal Gatot Nurmantyo yang seperti itu, lantas bagaimana dengan deklrasi capres yang dilakukan Giring Ganesha baru-baru ini? 

Apakah ini berarti Giring tengah melakukan sebuah "kebiadaban" menurut pandangan  Gatot? Mungkin istilah "biadab" yang disampaikan oleh Gatot sedikit terlalu berlebihan. Masalahnya hanya pada sisi etikanya saja. 

Seharusnya segenap elemen fokus memberikan kontribusi terhadap upaya menuntaskan pandemi berikut efeknya. Bukan malah mencari sensasi. Apalagi sosok Giring dalam kebanyakan survei popularitas kandidat capres masih memiliki prosesntase yang sangat kecil. 

Sebagian pihak menilai apa yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan mendorong salah satu kadernya mendeklarasikan diri sebagai capres hanyalah bentuk pencarian sensasi semata.

 Entahlah itu benar atau tidak. Hanya saja sepertinya pandemi di negeri ini terus berlarut-larut salah satunya karena para elit yang masih asyik memburu kekuasaan di masa yang akan datang.

Fokus mereka cenderung ke masa depan, namun abai dengan realitas masa kini. Mungkin sejarah masa lalu sudah terlupakan sama sekali. 

Oleh karena itu kita seringkali lupa dengan realitas menyakitkan di masa silam, abai dan kurang fokus untuk masa kini, tapi begitu berambisi untuk masa depan.

Sebenarnya siapapun berhak untuk mendeklarasikan diri sebagai capres. Termasuk Giring, atau bahkan kita sekalipun berhak menempuh langkah serupa. Hanya saja pilpres baru usai tahun lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga masih punya cukup waktu untuk membuktikan janji-janjinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun