Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Memanfaatkan Produk Keuangan Tanpa Efek Samping

22 Agustus 2020   06:48 Diperbarui: 22 Agustus 2020   07:42 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : intisari.grid.id

Beberapa tahun lalu saya dan calon istri (sekarang sudah menjadi istri) berencana untuk menikah dengan disertai perayaan resepsi nikah yang meriah. Mungkin tidak terlalu mewah tapi setidaknya ada kegiatan "ramai-ramai" sedikit untuk mengundang tamu dalam resepsi pernikahan kami tersebut. 

Akan tetapi niatan itu terkendala oleh karena kondisi ekonomi keluarga kami yang biasa-biasa saja dan jumlah tabungan kami yang tidak seberapa. Sehingga agar tetap bisa merealisasikan niatan tersebut kami harus memutar otak dan jeli melihat peluang.

Untuk mengadakan sebuah acara resepsi nikah yang meriah dibutuhkan biaya tidak sedikit. Hal itu tidak bisa diperoleh begitu saja dengan meminjam uang kerabat agar semua biaya tertutupi. Apalagi risiko dibalik meminjam uang kepada keluarga dekat bisa berpotensi meregangkan harmoni keluarga. Untuk itu kami sebisa mungkin menghindari opsi ini. Cara yang waktu itu kami tempuh adalah mencari pinjaman ke bank untuk dijadikan modal usaha. 

Perputaran uang dari usaha tersebut sebagian kami sisihkan untuk tabungan resepsi nikah, sebagian yang lain untuk membayar angsuran bulanan, dan sebagian yang lainnya lagi dipergunakan untuk menjalankan usaha yang kami rintis. 

Alhamdulillah selang satu tahun berjalan, dengan ditambah dari uang tabungan kami resepsi pernikahan bisa digelar tanpa harus meminta subsidi dari orang tua atau meminjam kepada sanak kerabat. Hasil usaha yang kami jalankan dari modal pinjaman bank sudah mampu menalangi semua kebutuhan dana resepsi pernikahan kami.

Efek Samping Pinjaman Bank

Seorang teman hendak menjalankan sebuah bisnis tapi terkendala modal. Untuk mengatasi situasi ini teman tersebut mencoba mengambil pinjaman ke bank dengan nominal tertentu. Pinjaman yang ia ajukan disetujui. Dana cair, dan usahanya siap dijalankan. Namun ketika jatuh tempo pembayaran bulanan teman saya tadi justru tidak bisa memenuhi tanggungannya. 

Usaha yang ia jalankan ternyata tidak berjalan sesuai rencana. Usut punya usut ternyata uang hasil pinjaman bank tadi sebagian besar diantaranya justru dipakai untuk keperluan lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan bisnis yang ia jalankan. Kini ia harus melihat bahwa usahanya tidak berjalan dan uang pinjaman pun habis entah kemana. Satu lagi, ia terus dikejar-kejar tagihan yang terus menumpuk dari waktu ke waktu.

Produk keuangan seperti pinjaman bank ini bisa diibaratkan sebagai obat yang pada satu sisi bisa menjadi solusi penyembuh bagi mereka yang membutuhkan seperti yang dulu pernah kami alami saat hendak melangsungkan pernikahan. Tapi disisi lain sebuah obat juga berpotensi menghadirkan efek samping apabila tidak "dikonsumsi" sesuai arahan dan petunjuk yang ditentukan. Apalagi jika obat tersebut dipakai seenaknya sendiri maka berpotensi menjadikan penggunanya "overdosis". Demikian halnya dengan produk keuangan apabila kita tidak mengetahui strategi yang tepat dalam mengelolanya maka akan membuat kita terkena efek sampingnya.

Memanfaatkan produk keuangan tanpa menyiapkan strategi yang tepat bisa menimbulkan beberapa efek samping atau risiko seperti perilaku gali lubang tutup lubang, kehilangan barang kesayangan, hidup tidak nyaman karena dikejar hutang, dan efek domino gagal bayar pinjaman terhadap sistem keuangan secara umum. Perilaku gali lubang tutup lubang adalah sebuah perilaku dimana seseorang yang berutang mencari cara dengan mencari utangan yang lain untuk menutup tunggakan utangnya. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan produk keuangan dari suatu lembaga untuk menalangi kewajiban di lembaga yang lainnya.

Seseorang yang mempergunakan produk keuangan dengan jaminan barang tertentu bisa saja kehilangan barang-barang berharga miliknya. Meminjam uang dengan jaminan tanah bisa saja kehilangan tanah, menjaminkan rumah bisa juga kehilangan rumah, dan seterusnya. Hal ini terjadi tatkala pembayaran yang dilakukan mengalami kendala gagal bayar. Belum lagi perasaan seseorang yang dikejar-kejar oleh tagihan pastilah tidak nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun