Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kabar dari Seorang Korban PHK

19 Agustus 2020   07:18 Diperbarui: 19 Agustus 2020   07:16 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : www.lampost.co

Penghujung tahun 2019 lalu mungkin menjadi salah satu momen paling kelabu dari Susno (bukan nama sebenarnya), salah seorang teman yang kala itu harus menerima kenyataan pahit diputus hubungannya oleh perusahaan tempat ia bekerja alias PHK. 

Bukan karena ia berbuat olah atau melanggar aturan milik perusahaan, hanya karena memang kondisi perusahaan yang semakin memburuk sehingga harus melakukan efisiensi disana sini. 

Akibat dari hal itu sebagian karyawan terpaksa dirumahkan untuk mengurangi beban biaya operasional. Susno termasuk salah seorang yang menjadi korban PHK "gelombang" awal bahkan sejak sebelum COVID-19 menyebarluas di Indonesia. 

Dengan kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi pasca ter-PHK-nya Susno maka hal itu semakin membatasi ruang geraknya untuk mendapatkan pekerjaan pengganti yang baru. Padahal sekitar satu tahun sebelumnya Susno mengambil KPR rumah yang mengharuskannya untuk membayar tagihan bulanan. 

Susno yang hidup bersama seorang istri dan anaknya mau tidak mau harus menjalani hari-harinya dengan cara yang berbeda sejak saat itu. Motor merk Vixion kesayangannya terpaksa harus dijual dan digantikan dengan motor matic second agar selisih keuntungan jualnya bisa dipakai menambah biaya kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, ia juga bisa sedikit mengirit biaya bensin kendaraannya.

Sejak Susno menjalani hari-hari pasca di-PHK dari tempat kerjanya, hingga saat ini ia masih belum mendapatkan pekerjaan pengganti. Entah karena ia seorang pemilih atau karena belum ada pekerjaan yang berkenan untuk menampungnya. Ia harus menjalani hari-hari tanpa pekerjaan dan penghasilan. 

Akibatnya sang istri yang sebelumnya "hanya" fokus menjadi ibu rumah tangga kini terpaksa harus keluar dari zonanya. Sang istri dengan keterampilannya membuat jajanan tradisional setiap hari berjualan ke pasar atau sekadar memenuhi pesanan dari tetangga sekitar. 

Pemasukannya memang tidak terlalu besar, tapi setidaknya bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hanya saja memang biaya angsuran bulanan rumah yang mereka ambil masih harus tertunggak beberapa lama. 

Yang bisa mereka lakukan hanyalah mencari pinjaman dari sanak kerabat untuk setidaknya mengurangi beban biaya angsuran rumah atau berharap kebaikan hati BTN untuk memperlonggar cicilan mereka.

Selaku kepala rumah tangga, Susno kini hanya bisa bekerja serabutan. Apabila ada tetangga sekitar yang hendak merenovasi rumah, Susno kadang diminta untuk membantu. Apalagi kalau sekedar renovasi kecil yang tidak terlalu membutuhkan keterampilan khusus tukang bangunan. 

Bayarannya lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari dua hari. Selain itu, oleh warga sekitar Susno beberapa kali diberdayakan untuk menjadi tenaga keamanan yang melakukan ronda malam di kawasan perumahannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun