Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Prabowo Gantikan Posisi Wapres Ma'ruf Amin, Apakah Itu Kabar Baik?

14 Agustus 2020   14:27 Diperbarui: 14 Agustus 2020   15:12 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil presiden Ma'ruf Amin | Sumber gambar : berpijar.co

Baru-baru ini beredar selentingan kabar bahwa wakil presiden (wapres) Ma'ruf Amin akan digantikan oleh Menteri Pertahanan yang menjabat saat ini, Prabowo Subianto. Hal ini diungkapkan oleh pengamat politik, Tony Rosyid. 

Menurutnya, Kyai Ma'ruf Amin posisinya cukup lemah di pemerintahan karena tidak memiliki back up politik yang kuat. Apalagi mengingat beliau tidak berasal dari partai. Jika melihat tren perpolitikan di Indonesia, maka posisi wapres bisa sewaktu-waktu diganti.

Kemunculan sosok Prabowo sebagai nama yang digadang-gadang menjadi orang nomor dua setelah Jokowi di republik ini bukan tanpa alasan. Basis dukungan Prabowo dari Partai Gerindra masih cukup kuat, apalagi belakangan harmoni antara istana dengan Gerindra seperti sedang mesra-mesranya. Politisi Gerindra yang getol mengkritik pemerintah saja, Fadli Zon, baru saja menerima penghargaan Bintang Mahaputra Nararya. Bahkan sebelumnya Prabowo sudah menerima "tugas khusus" dari Presiden Jokowi untuk menjadi penanggung jawab proyek lumbung pangan nasional. Meskipun baru sebatas spekulasi dan analisis, kemungkinan naik jabatannya Prabowo dari posisi Menhan ke Wapres apakah bisa disebut sebagai suatu kabar baik?

Saat Prabowo Subianto dan Edy Prabowo ditunjuk Presiden Jokowi untuk menjadi menteri di pemerintahan periode kedua banyak pihak yang kurang senang dengan kondisi itu. Sampai-sampai eks Ketua Tim Pemenangan Jokowi -- Ma'ruf, Erick Thohir, pernah menyindir dengan istilah "berkeringat". Merujuk situasi bahwa semestinya mereka yang diberikan kesempatan sebagai menteri ataupun anggota kabinet pemerintahan adalah orang-orang yang turut berjuang memenangkan pasangan Jokowi -- Ma'ruf. Bukan sebaliknya kubu rival yang diberikan porsi tersebut. Disamping itu, saat penentuan posisi wapres dari Jokowi sendiri juga sempat memunculkan kontroversi. Posisi calon wapres yang awalnya diperuntukkan kepada Mahfud MD tiba-tiba berubah haluan ke Ma'ruf Amin. 

Dintengarai hal itu terjadi karena beberapa orang di kalangan koalisi "tidak ikhlas" ada orang luar yang menempati posisi itu. Apalagi kala itu ada sosok Muhaimin Iskandar dan Romahurmuziy dari PKB dan PPP yang "berebut" untuk posisi tersebut. Penunjukan sosok Kyai Ma'rif Amin diharapkan membuat dua "santri" tersebut legowo dan menerimanya.

Melihat dinamika yang menyelimuti, seandainya Prabowo sekarang dipersilahkan menggantikan posisi Ma'ruf Amin maka bisa-bisa konflik internal di kalangan istana akan  terjadi. Hal itu tentu tidak bagus untuk jalannya pemerintahan. Presiden Jokowi bisa dibuat pusing tujuh keliling oleh karenanya. Bukannya fokus mengurus pemerintahan, malah ngurus porsi jabatan.

Sejauh ini Wapres Ma'ruf Amin memang seringkali dipertanyakan kinerjanya. Bahkan tidak sedikit yang menganggap beliau tidak bekerja. Usia beliau yang memang termasuk sepuh itu dinilai banyak pihak kurang memberikan kontribusi berarti dalam jalannya pemerintahan. Sebuah survei dalam rilis kerja 100 hari pemerintahan periode kedua Jokowi menunjukkan keraguan itu. Seiring waktu dengan kondisi pandemi yang masih membabi buta dan perekonomian yang babak belur maka dukungan kinerja wapres tentu amat diperlukan. Sehingga diharapkan ada sosok wapres yang gesit, cekatan, dan sigap dalam menjalankan intruksi atasan. Tapi apakah harus dengan mengedepankan Prabowo untuk memastikan hal itu? Tidak bisakah Kyai Ma'ruf mengambil peranan lain agar tetap berkontribusi maksimal dalam kapsitasnya sebagai wapres?

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1]; [2]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun