Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Mentalitas Karyawan Dhuha untuk Eksistensi Dunia Kerja

14 Agustus 2020   10:15 Diperbarui: 14 Agustus 2020   10:29 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : oasisindo.org

Menajalani pekerjaan dalam segala jenis profesi  merupakan sebuah kebutuhan bagi hampir setiap orang dalam rangka mencari nafkah. Dalam rangka melakukan upaya itu maka diperlukan adanya mentalitas penunjang sehingga kinerja yang dilakukan memunculkan hasil terbaik. Sebuah kerja yang tidak asal-asalan, tidak sembarang kerja, serta memberikan output yang ala kadarnya. 

Setiap pekerjaan harus dijalankan dengan sungguh-sungguh tanpa merugikan orang lain, baik itu sesama rekan kerja maupun atasan yang menggaji kita. Seorang karyawan harus mempunyai mentalitas yang mumpuni untuk menunjang kinerjanya. Dalam hal ini mentalitas itu sebenarnya telah ada di sekitar kita yang mungkin tidak kita sadari keberadaannya. 

Sebuah mentalitas yang "termaktub" dalam ritual ibadah bernama Sholat Dhuha. Ada nilai-nilai pengajaran positif dari Sholat Dhuha yang mana ia mengajarkan tentang apa dan bagaimana mentalitas kita dibentuk untuk menyikapi profesi sebagai seorang pekerja atau karyawan.

Ada 7 hal penting yang mendasari mentalitas seorang karyawan yang apabila diimplementasikan akan berpengaruh besar terhadap cara mereka bekerja dan memandang pekerjaan itu. Berikut adalah ketujuh mentalitas tersebut disarikan dari "kandungan" Sholat Dhuha itu sendiri. Sehingga para karyawan yang mengimplementasikan mentalitas tersebut dalam pekerjaannya layak menyandang sebutan Karyawan Dhuha.

1. Ikhlas untuk Beribadah dan Beramal Sholeh

Sebuah pekerjaan sekalipun memiliki nilai mulia sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT asalkan hal itu dimaksudkan untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan diri sendiri serta keluarga dari cara yang halal. Pekerjaan yang kita jalani merupakan salah satu ladang amal sekaligus media bagi seorang muslim untuk beramal sholeh. Jadi, seorang karyawan dhuha akan melandasi mentalitasnya dengan keyakinan bahwa bekerja adalah sarana untuk beribadah kepada Pencipta-Nya dan memperbanyak amal sholeh di kehidupan sehari-hari.

2. Visi Menggapai Langit

Setiap orang harus memiliki visi yang tinggi untuk digapai. Sebuah mimpi besar harus ada dalam bagian hidup kita. Bung Karno pernah berkata, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang.". Dalam doa Sholat Dhuha kita diajarkan untuk menjemput rezeki biarpun ia berada di penghujugn langit sekalipun. Mungkin sepintas kita tidak akan mungkin melakukannya, tapi seorang karyawan dhuha memiliki ikatan keyakinan kepada Tuhannya bahwa semuanya mungkin untuk dilakukan. Demikian halnya dalam menjalani pekerjaan. Seorang karyawan apapun bidang yang digelutinya akan senantiasa memiliki visi besar untuk digapai. Misalnya menggapai jabatan yang lebih tinggi, produktivitas kerja yang lebih baik, omset penjualan yang lebih besar, dan lain sebagainya. Dengan memiliki visi menggapai langit maka antusiasme kerja akan bangkit secara maksimal.

3. Gali Potensi Terpendam

Setiap orang punya potensi dan kelebihannya masing-masing. Sayangnya tidak semua orang mampu menyadari setiap kelebihan yang dimilikinya itu.  Diperlukan hasrat yang besar untuk menggali potensi diri. Bukan tidak tidak mungkin sebuah keuntungan besar menanti tatkala seseorang berhasil memanfaatkan potensi besarnya itu. Kita sudah berulang kali melihat orang-orang yang terlihat biasa-biasa saja ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa didalam dirinya. Bahkan saya yakin diantara kita pun ada yang masih belum menyadari sesuatu yang hebat didalam dirinya. Inilah yang mesti terus digali dan ditemukan. Sebuah bakat yang mungkin kita abaikan keberadaannya. Sebuah bakat yang barangkali berkontibusi besar terhadap pencapaian karir sebagai karyawan ataupun profesi lainnya. Tugas kita hanya menggali dan mungkin juga memfasilitasi orang-orang terdekat agar menemukan potensi terpendam pada dirinya masing-masing. Pernah mengdengar istilah talent scount? Dalam hal inilah sebuah potensi itu layak untuk ditemukan dan diorbitkan sebagaimana seharusnya.

4. Prinsip Kerja Efektif Efisien

Jangan pernah merasa berpuas diri dengan pencapaian yang sudah ada. Sebuah pekerjaan terkadang terlihat baik-baik saja karena karena kita beranggapan demikian. Padahal sebenarnya masih ada peluang untuk melakukan perbaikan lebih lanjut. Prinsip selalu menjadi lebih baik (better) adalah pedoman yang mesti diikuti dalam memandang segala sesuatu. Termasuk bagi seorang karyawan sekalipun. Ada cukup banyak aktivitas kerja, metode, konsep, dan hal-hal lain terkait pekerjaan yang membutuhkan upaya penyempurnaan dengan harapan bisa menjadi lebih efektif dan efisien. Semakin efektif dan efisien maka semakin baik. Apalagi salah satu tujuan keberadaan karyawan dalam fungsi kerjanya adalah untuk menjadikan pekerjaannya lebih produktif dari waktu ke waktu. Jikalau setiap karyawan mengimplementasiakn hal ini secara seksama maka produktivitas kerja adalah suatu keniscayaan.

5. Kerja Bersih

Melakukan segala cara demi menuntaskan suatu pekerjaan itu harus. Tapi menghalalkan segala cara untuk menyelesaikan pekerjaan bukanlah sikap yang dibenarkan. Orientasi akan kejujuran senantiasa menjadi landasan penting korporasi-korporasi dimanapun berada. Besar atau kecil. Hal ini cukup terlihat dari betapa kerasnya perusahaan menghukum pekerjanya yang terbukti berbuat curang seperti pemalsuan dokumen, pungutan liar, dan lain sebagainya. Karena sebuah pekerjaan yang dilakukan secara curang tidak akan pernah menghasilkan keuntungan. Justru sebaliknya akan menghadirkan kerugian demi kerugian. Baik itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

6. Akselerasi Kinerja

Dunia yang serba cepat menuntut manusia-manusia yang hidup di zamannya untuk bisa mengimbangi. Apa yang biasanya diselesaikan dalam waktu bulanan harus bisa dituntaskan dalam hitungan hari, apa yang hitungan hari harus bisa tuntas dalam hitungan jam, dan lain sebagainya. Ada cukup banyak pekerjaan yang mesti dituntaskan dalam waktu terbatas. Apabila kita lalai untuk mengerjakannya maka orang-orang diluar sana sudah mengintai untuk menggantikan kita. Sama halnya dengan seorang keryawan yang lambat dalam belajar dan mengembangkan diri lambat laun akan terlibas oleh orang lain yang mempunyai kemampuan itu. Sebuah akselesari kerja adalah suatu hal yang penting dimiliki oleh siapapun yang ingin mempertahankan atau meningkatkan eksistensinya.

7. Melihat Keteladanan dari Sosok-sosok Terbaik

Bukan hal yang terlarang saat kita mencoba meniru orang lain. Apalagi yang ditiru adalah orang-orang besar dengan kredibilitas mumpuni. Justru kita harus banyak belajar dan memetik keteladanan dari mereka. Keberadaan seorang figur hebat untuk dijadikan teladan merupakan bagian dari upaya memperbaiki diri. Semakin banyak keteladanan yang kita serap maka akan berdampak baik bagi diri kita. Seorang karyawan bisa melihat sosok inspiratif dalam diri atasan yang dikaguminya ataupun dari tokoh lain diluar tempatnya bekerja. Siapapun mereka selama memberikan keteladan yang mumpuni maka layak untuk dijadikan contoh.

Mentalitas seorang karyawan memang harus dibentuk dengan sebaik mungk. Apalagi melihat situasi dimana sekarang ada begitu banyak peristiwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang membuat ribuan bahkan jutaan orang kehilangan pekerjaan. Apabila kita tidak memiliki cukup kemampuan sehingga membuat diri kita bernilai lebih daripada yang lain maka bersiplah untuk menjadi bagian dari orang-orang yang terpinggirkan dan tersingkirkan.

"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu."

"Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh."

Salam hangat,

Agil S Habib

Refferensi :

[1]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun