Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2024 Anies Baswedan Diprediksi Merapat ke Demokrat, Ini Alasannya...

11 Agustus 2020   07:26 Diperbarui: 11 Agustus 2020   07:31 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan | Sumber gambar : www.merdeka.com

Setali tiga uang dengan Anies Baswedan yang beberapa kali langkahnya mendapatkan penentangan dan kritikan dari lingkar istana sehingga mengesankan dirinya sebagai kepala daerah yang menyaingi popularitas pemerintah pusat.

2. Partai Demokrat adalah Partai Oposisi Paling "Berbau" Nasionalis

Anies Baswedan bisa saja merapat ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ataupun Partai Amanat Nasional (PAN). Tapi munculnya anggapan bahwa PKS identik dengan khilafah bisa berpotensi membuka celah serangan buzzer.

Sedangkan PAN tidak solid setelah masalah internal yang terus terjadi. Apalagi PKS dan PAN sama-sama memiliki latar belakang sebagai partai yang cenderung religius, sedangkan rekam jejak pemenang pilpres seringkali berasal dari partai nasionalis.

Agar bisa diterima seluruh kalangan maka Anies juga perlu populer di segala kalangan, bukan di beberapa golongan saja. Jika melihat kontestasi pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017 lalu terkesan bahwa Anies merapat ke kelompok kanan.

Citra ini harus diubah apabila Anies ingin tampail sebagai pemenang pilpres 2024 mendatang. Dan caranya adalah bergabung dengan partai nasionalis yang berada di luar kekuasaan, yaitu Partai Demokrat.

3. Tandem Ideal AHY

Saat ini elektabilitas figur memang condong ke kubu penguasa. Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo adalah nama-nama yang kini menjadi bagian dari partai penguasa. Terselipnya nama Anies Baswedan hingga AHY sebagai sosok potensial sebagai pemimpin masa depan memungkinkan adanya calon presiden dari lingkaran luar kekuasaan.

Dengan Anies yang pernah terjun langsung mengurus birokrasi, memasangkannya dengan AHY yang memiliki mesin partai berkekuatan besar tentu akan lebih menguntungkan. Lagipula terlalu cepat untuk menjadikan AHY presiden, sehingga yang terbaik bagi AHY adalah menduduki posisi sebagai wapres. Sekaligus menjadi pijakan karir politik AHY untuk masa-masa selanjutnya.

4. Anies adalah Kesempatan PD Kembali ke Kursi Kekuasaan

Figur internal Demokrat masih tidak memiliki popularitas ssebaik rivalnya. Mungkin hanya sosok AHY saja yang diperhitungkan, itupun bukan pada posisi teratas. Yang menduduki posisi kepala daerah juga minimalis. Sehingga "merekrut" Anies adalah opsi paling memungkinkan untuk menarik minat elektoral para pemilik suara.

Anies masih belum "dimiliki" langsung oleh partai lain tapi memiliki elektabilitas yang mumpuni untuk memenangi pilpres mendatang. Sangat disayangkan apabila peluang itu disia-siakan begitu saja oleh PD. Memunculkan SBY "baru" yang membawa kejayaan bagi Demokrat tentu tidaklah mudah.

Di sisi lain partai rival masih terus saja memproduksi kader dengan elektabilitas yang digandrungi publik. Upaya Demokrat mengorbitkan AHY butuh waktu yang tidak sebentar. Sembari menunggu AHY benar-benar matang maka perlu sosok lain yang turut bisa menjadi "kendaraan" AHY untuk mengakta kembali popularitas partai berlogo mercy ini. Dan sepertinya Anies baswedan adalah sosok itu.

5. Anies Pernah Ikut Konvensi Partai Demokrat

Anies Baswedan bisa dibilang sudah memiliki ikatan emosional dengan Partai Demokrat. Tahun 2014 yang lalu Anies pernah menjadi salah satu peserta konvensi calon presiden PD untuk diusung menuju pilpres 2014. Ia bersaing dengan beberapa nama lain seperti Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, hingga Marzuki Ali dalam konvensi.

Meski akhirnya kalah dari Dahlan Iskan, bukan tidak mungkin Anies memiliki penilaian bahwa demokratisasi partai mercy cukup bershabat bagi "pihak luar". Demokrat dibenak Anies bisa jadi merupakan partai yang akan dengan rela mengusung dirinya menuju pilpres 2024. Demokrat dan Anies mungkin berjodoh untuk ini.

Infografis Merapatnya Anies ke Partai Demokrat (dokpri)
Infografis Merapatnya Anies ke Partai Demokrat (dokpri)
Kelima alasan tersebut hanyalah sekadar analisa terkait kemana sang gubernur DKI kelak akan merapat munuju pilpres 2024. Bukan tidak mungkin juga Anies memutuskan untuk tidak lagi berpolitik pasca purna tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun di situlah sisi menariknya.

Politik itu begitu dinamis dan cepat sekali berubah arah. Untuk saat ini semua sebagian kalangan masih saling membaca peta lawan perihal kemana mereka akan melangkah. Saling intip, saling tunggu, dan mungkin saling jegal. Jika memang Anies pada akhirnya merapat ke Partai Demokrat maka kita bisa memperkirakan percaturan politik pasca pandemi ini akan semakin dinamis.

Hanya saja semua elit harus mengingat bahwa sejatinya mereka bekerja untuk rakyat. Memainkan popularitas figur tanpa dibarengi kinerja nyata pada akhirnya akan mendapatkan penilaian buruk dari masyarakat. Karena bagaimanapun setiap pemimpin yang terpilih oleh rakyat harus mengemban mandat kepercayaan dengan sebaik-baiknya.

Salam hangat,
Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun