Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akhirnya Bisa ke Sekolah Lagi, Sayonara Pembelajaran Daring?

8 Agustus 2020   10:33 Diperbarui: 8 Agustus 2020   10:32 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kembali ke sekolah | Sumber gambar : www.freepik.com

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mas Nadiem Makarim, kembali memberikan izin dilakukannya kembali pembelajaran tatap muka di sekolah. Bukan hanya mereka yang berada di kawasan zona hijau saja, akan tetapi zona kuning pandemi COVID-19 juga mendapatkan izin serupa. 

Meskipun belum semua peserta didik memperoleh kesempatan tersebut tetapi setidaknya sebagian murid bisa kembali ke sekolah lagi, mengunjungi kembali gedung sekolahnya yang sekian waktu ditinggalkan, dan bisa bersua langsung dengan para guru dan teman-teman di sekolah. Hal ini tentunya patut untuk disyukuri. Akhirnya mereka bisa ke sekolah lagi.

Beberapa waktu lalu kita cukup sering mendengarkan pemberitaan perihal anak-anak sekolahan yang mesti berupaya lebih dari kebanyakan anak seusianya demi tetap bisa mengikuti pembelajaran daring. Mereka ada yang bekerja sebagai buruh bangunan, adan juga yang nyambi sambil jualan. 

Tujuannya adalah agar bisa membeli kuota internet atau membeli gadget sendiri. Mereka melakukan itu semua karena kondisi ekonomi keluarga yang memang pas-pasan tapi dalam benak mereka ada keinginan kuat untuk bisa belajar. 

Disatu sisi hasrat seperti ini merupakan sesuatu yang positif, tapi disisi lain hal ini menunjukkan potret pendidikan daring kita yang masih lemah dalam fasilitas penunjangnya. Dengan diberlakukannya kembali pendidikan tatap muka maka mungkinkah ini menjadi akhir dari Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)?

Dibeberapa wilayah yang telah mendapatkan izin resmi Mendikbud mungkin PJJ akan ditanggalkan. Kembali ke pendidikan tatap muka seperti halnya sebelum pandemi ini terjadi. 

Namun semua pihak harus tetap waspada perihal kemungkinan munculnya kluster baru penularan COVID-19 melalui tempat-tempat dilakukannya aktivitas belajar mengajar seperti di sekolah-sekolah dan tempat-tempat terkait lainnya. Jangan sampai keputusan memberi izin pembelajaran tatap muka yang baru dikeluarkan ini beberapa waktu kemudian langsung dianulir menjadi PJJ kembali. 

Murid-murid sekolahan yang bisa ke sekolah tanpa pusing-pusing memikirkan kuota internet bisa kembali lagi ke persoalan serupa. Jikalau instruksi penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kepada seluruh sekolah-sekolah yang akan menjalankan pembelajaran tatap muka, maka hal itu juga mesti ditaati oleh pihak sekolah berikut para orang tua murid. Kesadaran dan dukungan semua pihak tentu akan sangat berarti dalam hal ini.

Pandemi COVID-19 benar-benar menjadi ujian tersendiri bagi dunia pendidikan tanah air. Dalam beberapa hal PJJ mungkin telah menjadi solusi, tapi itu hanya untuk sementara. Dalam jangka panjang pendidikan tatap muka tetaplah yang terbaik. Ini sudah diakui juga oleh Mas Nadiem. 

Sehingga ketika kesempatan untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka bisa dilakukan, hal itu juga mesti dirawat dan dijaga sebaik mungkin. Mungkin sekaranglah kesempatan besar untuk mengajarkan lebih kepada anak didik kita tentang arti disiplin. Dimana kedisiplinan memiliki peranan langsung terhadap hidup seseorang. Sehat atau sakit, bahkan hidup dan mati. Ekstrem memang, tapi semua harus tetap dilihat hikmah pembelajarannya.

Salam hangat,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun