Memang menaruh kepercayaan kepada orang lain itu penting. Akan tetapi terkadang bersikap waspada juga tidak kalah pentingnya. Setiap niatan kita membantu rekan kerja haruslah dilandasi aturan yang jelas dan "bukti" kerjasama atau koordinasi dimana masing-masing pihak sama-sama tahu.Â
Hal ini diperlukan agar suatu saat terjadi masalah maka hal itu tidak menjadikan diri kita sebagai pesakitan mengingat tindakan itu dilakukan dengan persetujuan dan pengetahuan bersama.
Selain itu, sebagai seorang pekerja yang menjalankan instruksi maka jangan langsung percaya apabila diminta melakukan suatu tindakan yang mana disana tidak terdapat rantai komando secara langsung.Â
Lakukan kroscek serta klarifikasi kepada beberapa pihak terkait apakah pernyataan rekan kerja tadi benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tidak.Â
Semua tindakan sebaiknya didasarkan pada data dan fakta, bukan karena perasaan tidak enak, sikap menghargai, atau kasihan terhadap orang lain. Bagaimanapun juga sisi emosi seseorang seringkali memiliki tingkat kerapuhan yang tinggi sehingga berakibat pada tindakan yang irasional.Â
Mungkin gegara terlalu kasihan kepada orang lain hal itu justru membuat kita melanggar aturan. Syukur kalau orang-orang yang dikasihani itu ikut serta bertanggungjawab atas efek yang timbul setelahnya.Â
Lalu bagaimana kalau tidak? Lingkungan kerja yang harmonis dan kuat ikatan kekeluargaannya merupakan gambaran ideal tempat kerja yang didamba banyak orang.Â
Tapi kita tidak bisa menutup mata bahwa akan selalu ada kepentingan yang tidak bisa kita kendalikan penuh mengingat tempat-tempat kerja itu bukan milik kita seutuhnya. Peraturan-peraturannya bukan kita yang membuat.Â
Kita hanyalah bagian kecil dari komunitas itu. Sehingga akan jauh lebih aman apabila kita mendasari setiap tindakan kita disana berdasarkan data dan fakta serta pertimbangan rasional dengan risiko terkecil. Terkadang sebuah kepercayaan itu bersyarat, bukan?
Salam hangat,
Agil S HabibÂ