Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Waspada Saat Mencari "Seseran" dari Produk Sampingan Usaha

28 Juli 2020   09:54 Diperbarui: 30 Juli 2020   18:41 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi karyawan mempunyai bisnis sendiri. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Di sinilah terdapat benturan kepentingan itu. Yaitu ketika produk baik adalah keharusan, tapi produk buruk memberikan keuntungan pribadi.

Ilustrasi gambar: bisnisukm.com
Ilustrasi gambar: bisnisukm.com
Kondisi ini tentu harus diantisipasi agar tidak ada "permainan terselubung" atau sabotase yang membuat kualitas produk buruk padahal itu sebenarnya direncanakan. Adanya bad product memang tidak bisa dihindari 100%, tapi hal itu bisa diminimalisir frekuensinya. Kontrol ketat haruslah diterapkan agar kasus-kasus seperti ini bisa dihindari.

2. Saling Sikut antar Karyawan untuk Menjadi "Agen" yang Bekerjasama dengan Perusahaan

Jumlah barang-barang yang perlu dijual oleh sebagian karyawan itu tentu jumlahnya tidak seberapa. Mengingat namanya adalah barang sisa, barang reject, barang KW II, atau sejenisnya. Tidak ada satupun perusahaan yang menginginkan kualitas buruk pada barang-barang hasil produksinya. Waste semacam itu jelas sesuatu yang harus dihindari.

Apabila ada produk dengan kriteria tersebut yang ternyata dihasilkan dari sebuah operasional perusahaan, maka tentunya hanya segelintir orang saja yang bisa turut terjun mengambil peluang keuntungan darinya. Hal ini sangat berisiko memunculkan friksi antar karyawan yang sama-sama mengharapkan keuntungan ekonomis atas barang-barang yang jumlahnya terbatas tadi. 

Ketika seseorang mendapatkan kesempatan itu sedangkan yang lain tidak, bukan tidak mungkin akan muncul rasa iri didalam benak karyawan lainnya.

Apabila tensi semakin tinggi, potensi saling sikut dan saling menyingkirkan satu sama lain bisa saja terjadi. Apabila situasi semacam ini terjadi maka kondusivitas lingkungan kerja akan sangat terganggu.

3. Ancaman Kerusakan Brand Produk Milik Perusahaan

Menjual produk dengan brand yang sama tapi dengan mutu yang berbeda jelas akan menimbulkan penafsiran berbeda bagi publik penggunanya. Tidak sedikir produk-produk terkategori KW II hanya mengalami sedikit masalah pada hal-hal yang tidak terlalu berpengaruh pada performa produk tersebut secara keseluruhan. 

Mungkin kandungan didalamnya masih bernilai tinggi, tapi kemasannya saja yang kurang sempurna. Atau atau sedikit selisih jumlah pada isinya. Hal itu apabila tidak diperlakukan secara hati-hati dalam peredarannya maka akan risakan merusak "nama baik" sebuah brand.

Untuk mengatisipasinya perlu adanya batasan tertentu dalam penjualan barang-barang dengan kualitas dibawah standar. Peredarannya harus dikendalikan agar tidak "menyaingi" peredaran produk utama yang menjadi andalan. Hal ini tentunya bisa diatur oleh kebijakan masing-masing perusahaan. Jangan asal terburu nafsu lantas melupakan potensi buruk yang bisa saja ditimbulkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun