Baca juga : 6 Manfaat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Yang Perlu Kamu Ketahui
Tentu sangat tidak adil apabila ada suatu wilayah yang memiliki dukungan infrastruktur memadai sedangkan ada wilayah lain yang sekadar memperoleh sinyal saja susah.
Sebagaimana masalah lama yang terjadi pada infrastruktur fisik pendidikan seperti gedung sekolah dan sarana prasarana penunjang lain yang masih terus menyimpan masalah, memberlakukan PJJ terkesan memindah masalahnya pada aspek lain.
Bukan lagi pada gedung sekolah atau bangku sekolah lagi, tapi pada sarana penunjang telekomunikasinya. Tidak cukup setiap murid punya gawai sendiri-sendiri, apabila tidak ditunjang dengan layanan internet yang memadai.
Kita masih belum bisa membayangkan bahwa setiap keluarga Indonesia di setiap rumahnya memiliki akses listrik masing-masing, memiliki akses telekomunikasi seperti internet dan gawai, dan lain sebagainya.Â
Karena bagaimanapun kondisi ekonomi suatu keluarga umumnya berbanding lurus dengan dukungan terhadap pelayanan sarana prasarana penunjang pendidikan.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan di suatu keluarga akan berdampak pada dukungan ala kadarnya terhadap pendidikan anggota keluarga tersebut.Â
Baca juga : Apakah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Efektif di Indonesia?
Betapa banyak orang-orang dengan ekonomi pas-pasan sekadar membelikan sepatu bekas untuk anaknya saja susah. Apalagi untuk membelikan mereka gawai, kuota internet, laptop, dan sejenisnya.
Sebuah jalan panjang untuk mewujudkan PJJ ini berfungsi dengan optimal untuk seluruh wilayah di Indonesia. Ada banyak hal yang mesti disiapkan. Dukungan infrastrukturnya seperti apa? Mekanisme belajar mengajarnya bagaimana? Sistem evaluasinya bagaimana?
PJJ bukan semata memindahkan aktivitas belajar konevsional menjadi online seperti layaknya memanggil tukang ojek pangkalan menggunakan aplikasi. Ada seabrek Pekerjaan Rumah (PR) yang mesti diurus pemerintah.