Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Rental "Playstation", Mengadu Nasib di Bukan Zamannya

23 Juni 2020   07:20 Diperbarui: 23 Juni 2020   21:09 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : inverse.com

Beberapa waktu lalu di sekitaran lingkungan tempat tinggal saya ada sebuah ruko yang baru selesai dibangun. Terdapat beberapa slot ruangan yang sepertinya akan disewakan untuk menjadi tempat usaha.

Sebagian sudah mulai diisi dengan usaha bengkel, warung makan, toko elektronik, hingga toko pakaian. Tapi yang menarik perhatian saya waktu itu adalah dibukanya sebuah usaha rental game "playstation" atau biasa populer dengan sebutan rental PS.

Menurut saya pribadi, permainan ini legend banget. Apalagi dulu saat generasi pertamanya, Playstation 1 (PS 1). Anak-anak generasi 90-an sangat antusias sekali memainkan game ini.

Hanya saja berhubung harganya tidak terjangkau oleh semua kalangan pada masa itu, rental PS menjadi salah satu tempat yang paling menarik untuk dikunjungi. Biarpun tidak bermain, tapi menyaksikan orang lain bermain sudah cukup mengasyikkan.

Pada masa jayanya PS 1 dulu, sebuah rental PS di lingkungan masa kecil saya anak-anak sudah mengerubuti rumah yang merentalkan PS-nya sedari pagi hingga malam hari.

Bagi mereka yang sangat ingin mencoba bermain setidaknya harus menyiapkan uang Rp 1.000 hingga Rp 2.000 untuk setengah jam hingga satu jam permainan.

Sebagian yang lainnya, yang uang sakunya lebih banyak bisa sedikit menambah durasi bermainnya. Hingga 2 jam atau lebih. Tidak jarang saat itu kami menyisihkan sebagian uang saku sekolah kami demi agar bisa bermain PS sepulang sekolah.

Permainan-permainan yang tersaji dalam PS 1 masih cukup diingat sampai saat ini. Winning Eleven (WE), Street Fighter, Mortal Kombat, Taken, dan lain sebagainya adalah deretan teratas permainan populer yang paling sering dimainkan. Saat bermain game pertarungan, tidak jarang joystick menjadi "sasaran" emosi para pemainnya. 

Dipencet dengan kasar, cepat, seolah-olah hal itu bisa direalisasikan dalam aksi pemain di layar permainan.

Belum lagi ketika memainkan game balapan, serasa joystick itu bisa dibelokkan ke kanan atau kekiri dan terkadang keatas. Seru. Asyik. Akibatnya seringkali joystick mengalami "somplak". Beberapa tombol tidak berfungsi dengan baik. Maklum, dipakai secara bergantian.

Evolusi Game

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun