Sepertinya El Barca akan tersingkir secara memalukan. Tapi leg kedua digelar di kandang FC Barcelona, Camp Nou, yang artinya mereka bertanding di hadapan publik fanatik mereka sendiri.Â
Dukungan para suporter akan menjadi energi tambahan luar biasa. Dan memang benar, EL Barca melakukan La Remontada atau aksi comeback yang heroik. Menaklukkan PSG dengan skor besar, 6 -- 1. Barca berhasil lolos ke babak berikutnya.
Peristiwa serupa juga kembali terjadi tahun lalu. Yaitu saat Liverpool takluk 3 gol tanpa balas oleh tim catalan, FC Barcelona, di Camp Nou. Berbagai pemberitaan media masa menyebut bahwa Barcelona sudah menginjakkan satu kakinya ke final.Â
Sedikit lagi. Tinggal 45 menit lagi saja di leg kedua yang harus dilewati dengan aman. Kalah sebiji dua biji gol tidak apa-apa. Tapi The Reds yang bermain di hadapan publiknya sendiri percaya dengan slogan ou'll Never Walk Alone.Â
Suporter si merah berada dibelakang sebelas pemain Liverpool FC. Apa jadinya? Liverpool begitu kesetanan dan membuat Lionel Messi cs seperti diajari cara bermain sepabola dengan baik dan benar.Â
El Barca menyerah 4 gol tanpa balas. Padahal kedua tim sama-sama bermain dengan kondisi skuad yang tidak jauh berbeda dengan leg pertama. Strategi pun juga mirip.Â
Tapi perbedaan besarnya adalah Liverpool FC memiliki suporter yang luar biasa. Terus mengintimidasi para pemain FC Barcelona selama pertandingan berjalan, dan sekaligus membakar semangat para pemain Liverpool. Terbukti peran suporter memang tidak bisa diremehkan.
Ada sangat banyak keluhan, kekhawatiran, dan perasaan hilang ketika sebuah kesebelasan bermain tanpa penonton. Seperti saat mereka menjalani hukuman pertandingan tanpa penonton atau karena pertandingan dialihkan.Â
Atmosfer pertandingan serasa sangat berbeda. Sehingga tidak jarang banyak tim mengajukan banding tatkala mendapat hukuman bermain tanpa penonton. Karena bagaimanapun juga faktor psikologis dukungan suporter membuat pertandingan terasa sangat berbeda. Pertandingan menjadi lebih hidup.
Sepakbola Menjadi Semata Tentang Teknis?
Mungkinkah sepakbola new normal ini menjadikan segalanya serba teknis? Apabila sebelum-sebelumnya kita sering melihat kejutan ketika tim semenjana berhasil mengalahkan tim bertabur bintang saat bermain dihadapan pendukungnya sendiri, maka apakah hal itu juga akan terjadi di periode sekarang?Â