Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kok Baru Sekarang Sri Mulyani Ditegur, Pak Presiden?

4 Juni 2020   13:56 Diperbarui: 4 Juni 2020   15:02 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani | Sumber gambar : detik.com

Melalui cuitan twitter-nya Rizal Ramli menyebut bahwa estimasi makroekonomi yang dibuat oleh "tim ekonomi" Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak dua tahun terakhir selalu meleset dari perkiraan. Tapi anehnya mengapa baru sekarang Presiden Jokowi menegur orang-orang yang dipercayainya mengurus perekonomian negara?

Seperti diberitakan baru-baru ini, Presiden Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) menyinggung peran Menko Perekonomian (Airlanggar Hartarto), Menteri Keuangan (Sri Mulyani), dan Kepala Bappenas (Suharso Monoarfa) agar supaya melakukan kalkulasi secara lebih cermat, lebih detail, dan lebih matang terhadap segenap kebijakan fiskal di masa mendatang. 

Prediksi pertumbuhan ekonomi yang dibuat oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pada kuartal I-2020 meleset cukup jauh dari perkiraan. Menkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I seharusnya bisa mencapai angka 4,3%. Akan tetapi kenyataan dari publikasi data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 2,97%. Setelai tiga uang dengan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2019 yang hanya sebesar 5,05% atau lebih kecil dari yang sebelumnya ditargetkan yaitu 5,3%.

Demikian halnya dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang juga masih lebih kecil dari perkiraan. Target awalnya adalah 5,4%, lantas oleh Menkeu direvisi menjadi 5,2%, namun pada akhirnya tetap saja meleset ke angka 5,17%. Melesetnya estimasi makroekonomi Indonesia selama beberapa kurun waktu terakhir ini membuat banyak pihak menyangsikan kemampuan tim ekonomi presiden. 

Salah satunya Rizal Ramli (RR). Ekonom senior yang sekaligus pernah menjadi bagian dari tim kabinet Jokowi sebelum akhirnya terkena reshuffle beberapa tahun lalu. 

Sudah bukan rahasia umum kalau RR menyimpan cukup banyak keraguan terkait kinerja tim ekonomi Jokowi saat ini. Ada banyak hal yang sebenarnya tidak beres tapi terkesan kurang transparan disampaikan kepada presiden sehingga berujung pada ketimpangan demi ketimpangan. Kondisi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 yang meleset barangkali menjadi salah satu pemantik "amarah" Jokowi kepada jajarannya. 

Namun anehnya mengapa teguran itu kok tidak dari dulu-dulu disampaikan? Tahun 2018 saja sudah meleset lho estimasinya. Begitu juga dengan tahun 2019. 

Entah bagaimana dengan tahun 2017, sepertinya kondisinya tidak jauh berbeda. Ataukah sebenarnya sejak dulu-dulu tim ekonomi presiden sudah berulang kali mendapatkan teguran atas melesetnya pertumbuhan ekonomi dan hanya publik yang kurang ngeh memperhatikannya? Bisa jadi. Tapi sepertinya sangat jarang atau hampir tidak pernah Presiden Jokowi "ngomeli" menterinya khususnya Sri Mulyani. Tidak mengherankan kalau RR menyebut Jokowi tumben-tumbenan menegur Sri Mulyani.

Mengapa baru sekarang Presiden Jokowi mengutarakan keluhannya terhadap kinerja tim ekonominya? Jangan-jangan karena situasi ekonomi Indonesia yang tengah memburuk akibat pandemi COVID-19 hal itu lantas membuat presiden merasa harus menunjukkan sisi emosinya kepada publik bahwa beliau juga kecewa terhadap kinerja para anak buahnya. 

Biar tidak dianggap berpangku tangan maka presiden harus menunjukkan kepeduliannya bahwa ada yang tidak beres dengan kondisi ekonomi Indonesia. Tapi itu hanya perkiraaan. 

Semoga sebelum-sebelumnya presiden memang sudah berulang kali mengingatkan anak buahnya agar menunjukkan perbaikan kinerja terhadap sektor-sektor yang digawangi sebelum kemarin (04/02) teguran itu diutarakan secara terbuka ke publik. Tapi apabila peringatan presiden masih belum membuahkan hasil maka yang mesti ditanyakan adalah siapa sebenarnya yang kurang sigap menunaikan tugasnya? Perlukah dilakukan perombakan terhadap tim ekonomi presiden? Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, bahkan hingga Luhut Binsar Pandjaitan sekalipun seharusnya bukan menjadi sosok-sosok tak tersentuh pada posisinya masing-masing. Mereka semua hanyalah "pembantu" presiden yang kapan saja bisa diganti selama hal itu memang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun