Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Bangkit Nasional dan Momen Menuju Kemenangan

20 Mei 2020   15:41 Diperbarui: 20 Mei 2020   15:42 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional | Sumber gambar : beritabaik.id

Bulan Ramadan merupakan bulan penempaan diri. Selama momen bulan suci Ramadan pula kita dilatih untuk memperbaiki banyak hal, terutama terkait dengan perbaikan kualitas ibadah. Secara tersirat, bulan suci Ramadan membawa serta dua "training" yang membentuk karakter seorang insan. Merujuk pada buku ESQ yang ditulis oleh Ary Ginanjar Agustian, ibadah puasa merupakan bentuk latihan pengendalian diri (self controlling).

Selama satu bulan penuh kita dididik untuk mengelola hawa nafsu secara "bijak". Menahan diri untuk tidak makan minum meski lapar, menahan hasrat untuk tidak menggungjing orang lain padahal ingin, dan lain sebagainya. Nafsu dikekang, syahwat ditahan, dan akal dikedepankan.

Ramadan adalah momen bagi kita untuk kembali menjadi manusia seutuhnya. Karena pembeda utama manusia dengan mahkluk lain adalah keberadaan akal yang kita miliki. Sayangnya, kita seringkali mengabaikan derajat tinggi yang kita miliki sebagai manusia seiring kelalian kita mengendalikan diri sendiri. Sehingga melalui ibadah puasa hal itu akan membawa kita kembali dalam "top form" sebagai seorang hamba.

Charles Duhigg melalui bukunya "Smarter Faster Better" memberikan informasi terkait kunci keberhasilan dimasa depan. Salah satunya yaitu kemampuan mengendalikan diri.

Dalam sebuah penelitian yang dikutipnya, seseorang yang selama periode awal kehidupannya memiliki kemamapuan pengendalian diri yang baik maka di kehidupannya mendatang berpeluang mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik ketimbang mereka yang gagal mengontrol dirinya. Salah satu percobaan paling populer terkait hal ini dikenal dengan "Uji Marshmallow", yang mana dari hasil studi lanjutan pada penelitian tersebut anak-anak yang mampu menahan diri menyantap hidangan marshmallow pada saat dewasanya didapati memiliki kondisi kehidupan yang lebih baik daripada mereka yang tergoda dan lantas menyantap hidangannya, khususnya dalam karir dan interaksi sosial bermasyarakat.

Hal ini menguatkan keyakinan bahwa seseorang yang "berhasil" dalam menunaikan ibadah puasanya berpotensi meraih sesuatu yang hebat di kehidupannya pada masa-masa mendatang.

Selain berperan penting dalam mengasah kemampuan pengendalian diri, ibadah puasa khususnya di bulan Ramadan juga memberikan sisi pelatihan lain yang tak kalah pentingnya. Hal itu tertuang dalam kewajiban untuk membayar zakat. Kembali merujuk pada buku ESQ, zakat merupakan media mengasah kepedulian seseorang terhadap lingkungannya.

Strategic collaboration atau sebuah upaya untuk membentuk ketangguhan sosial melalui semangat kolaborasi melalui ibadah zakat. Nilai yang terkandung dalam ibadah ini bukan hanya sebatas memberikan sebagian harta yang kita miliki kepada mereka yang berhak, tetapi juga bagian dari pelatihan untuk men-treatment pikiran kita sehingga merasa lebih positif.

Anthony Robbin pernah mengatakan bahwa berbagi sebagian harta yang kita miliki kepada orang lain pada dasarnya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan orang lain yang kekurangan, tetapi juga cara melatih diri agar kita merasa kaya dan berkecukupan. Menjadikan pikiran kita lebih positif. Dengan demikian ada dua keuntungan besar dalam hal ini.

Pertama, kita berkembang menjadi pribadi yang lebih positif. Kedua, terbangun solidaritas sosial sebagai wujud rasa syukur atas adanya rasa kepedulian dalam suatu komunitas sosial masyarakat.

Disaat situasi pandemi seperti yang terjadi sekarang, yang menjadikan bangsa ini jatuh dalam keterpurukan, bulan suci Ramadan hadir membawa optimisme didalamnya. Penempaan bulan suci Ramadan untuk menjadikan kita pribadi yang mampu mengendalikan diri, berpikiran positif, serta memiliki ketangguhan sosial menyuntikkan modal berharga dalam mengarungi periode sulit selama masa pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun