Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir Kiriman, Warga Pinggiran yang Dipinggirkan atau Dikorbankan?

20 Mei 2020   07:06 Diperbarui: 14 Juni 2021   14:55 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir akibat hujan deras semata atau karena efek kebijakan? | Sumber gambar : suarabantennews.com

Atau barangkali karena curah hujan yang lebih tinggi? Mungkin. Tapi seharusnya tidak seekstrem itu. Salah satu kemungkinan terbesar adalah adanya banjir kiriman dari wilayah Bogor.

Sebuah kecurigaan mengemuka terkait banjir kiriman yang "porsinya" semakin meningkat dari waktu-waktu terdahulu. 

Baca juga : Tanaman Sagu di Wilayah Masamba Pasca Banjir Bandang

Setahu saya, sejumlah besar air dari wilayah Bogor akan didistribusikan melewati sungai-sungai besar yang menuju arah Jakarta, Tangerang, dan sebagainya. Serta sebagian sungai-sungai "kecil" yang mengalir melewati daerah pinggiran. 

Belakangan saya merasa aneh dengan intensitas hujan yang masih cukup tinggi terjadi, wilayah "langganan" banjir seperti beberapa di daerah Jakarta masih "adem ayem". Pemberitaan tentang banjir ibu kota "hanya" ramai di awal tahun 2020 ini. Setelah periode itu cenderung lengang dari pemberitaan. 

Entah karena memang tidak ada atau karena tergeser pamor berita virus corona. Tapi anehnya, wilayah-wilayah yang berada di sekitar tempat tinggal saya justru mengalami semacam "anomali". Hujan lebat sedikit saja air langsung meluap. Tahun sebelumnya saya tidak menjumpai kondisi semacam itu.

Kawasan Industri Milenium sebelumnya sempat mengalami banjir lumayan tinggi. Merendam beberapa lokasi pabrik dan membuat para karyawan susah melewatinya. Kebetulan ada kerabat yang bekerja didaerah sana. 

Dan ia baru bisa pulang larut malam kala itu dengan bantuan mobil pemadam kebakaran (damkar) yang mengangkut karyawan disana sedikit demi sedikit. 

Tanggal 18 Mei malam banjir itu kembali terjadi. Dengan kondisi yang menurut saya terparah sejak saya mulai hidup di Tangerang pada media menjelang akhir tahun 2017. Sialnya, rumah tempat tinggal saya yang harus mengalaminya. 

Sebuah perumahan pinggiran yang kebetulan berdekatan dengan wilayah aliran sungai. Warga disana yang mengalami nasib serupa beberapa kali mengecam pihak developer perumahan yang menyajikan perumahan tidak seperti yang dijanjikan. 

Baca juga : Kondisi Kakao Pasca Banjir Bandang di Masamba Luwu Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun