Toh, mereka orang kota. Pasti uangnya banyak. Demikian anggapan yang seringkali muncul di benak para pedagang itu. Apalagi kalau calon pembeli itu tidak terlalu cerewet dalam menawar. Maka bersiap-siaplah dibanderol dengan harga yang diatas normal.
Hanya beberapa jam perjalanan saja. Meskipun begitu, saat membeli beberapa barang kebutuhan seperti buah-buahan atau barang-barang lain yang dijajakan di pinggir jalan, harga yang ditawarkan oleh sang penjual terkesan begitu mahal.Â
Barulah dari situ kerabat tadi mengeluarkan "jurus" negosiasi dengan bahasa daerah. Saat itu kebetulan bahasa sunda. Setelah beberapa waktu bernegosiasi, akhirnya didapatkan harga yang lebih murah ketimbang harga awal yang ditawarkan sang penjual.Â
Situasi ini bukan hanya sekali dua kali dialami oleh kerabat saya tadi. Melainkan sudah beberapa kali. Dan dari situlah kemudian ia menyimpulkan bahwa dirinya tidak mau lagi berbelanja di pedagang tradisional menggunakan Bahasa Indonesia. Ia lebih memilih menggunakan bahasa daerah asalnya, bahasa Sunda.
Pengalaman kerabat saya tersebut mirip dengan apa yang dialami oleh teman kuliah saya dulu. Teman saya itu adalah seorang berlatar etnis Madura, sehingga fasih berbahasa madura. Dan umumnya para pedagang di daerah dekat tempat kuliah kami kebanyakan adalah perantau dari Madura.Â
Sebenarnya bertransaksi menggunakan Bahasa Indonesia juga bisa dilakukan. Namun apabila transaksi dilakukan menggunakan "bahasa ibu" dimana para pedagang itu berasal serasa ada solidaritas sosial didalamnya.Â
Ada rasa segan untuk mematok harta tinggi kepada saudara satu suku, yang teridentifikasi melalui bahasa daerah yang dipakai. Biarpun mungkin para pembelinya bukan berasal dari suku asli dari bahasa yang ia gunakan, hal itu seakan tetap memberikan kesan berbeda bagi sang penjual.Â
Entah itu penghargaan atau keakraban yang tidak bisa diungkapkan penjabarannya. Tapi pada intinya bertransaksi jual beli menggunakan bahasa daerah memberikan cukup banyak keuntungan.Â
Paling tidak si pembeli bisa mendapatkan harga yang relatif lebih murah ketimbang saat membelinya dengan "kedok" orang kota.
Mungkin inilah salah satu sisi keunikan masyarakat kita yang memiliki beraneka ragam etnis, suku, dan budaya. Seiring dengan begitu kuatnya pengaruh daerah dalam kultur masyarakat kita, ternyata hal itu juga bisa memberikan sisi keuntungan yang tidak disangka-sangka.Â