Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tips Untung Bertransaksi di Pasar Tradisional, Mesti Bisa Bahasa Daerah

11 Mei 2020   07:16 Diperbarui: 11 Mei 2020   09:02 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi jual beli di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat| Sumber: KONTAN/Fransiskus Simbolon

Pandemi Covid-19 memang masih terus melanda, akan tetapi perekonomian harus terus berputar. Transaksi jual beli adalah sebuah keharusan bagi setiap orang untuk menunjang keberlangsungan ekonomi. 

Terutama perekonomian masing-masing keluarga. Berbicara tentang transaksi jual beli, maka dalam hal ini kita tidak bisa melepaskannya dari kesepakatan antara pembeli dan penjual. Penjual menjajakan barang dagangannya dengan kisaran harga tertentu. 

Orientasi mereka tentu keuntungan yang sebesar-besarnya dengan tetap memperhatikan perkiraan harga "wajar" yang sekiranya tetap bisa dijangkau oleh pembeli.

Sebaliknya, pembeli menginginkan barang terbaik dengan harga yang semurah mungkin. Akibatnya terjadilah tawar menawar antara kedua belah pihak. Mengupayakan titik temu harga yang disepakati sebelum akad jual beli dilakukan. 

Bagi para pembeli yang lihai menawar umumnya akan berpeluang mendapatkan harga yang paling "bersahabat" untuk dibayarkan kepada para penjual. 

Dan "sayangnya" tidak semua orang memiliki "bakat" demikian. Sebagian orang lebih memilih untuk menerima harga secara apa adanya seperti yang ditawarkan para penjaja dagangan.

Berkaitan dengan prosesi tawar menawar, ada satu hal yang mungkin bisa diadopsi oleh semua calon pembeli meski tidak memiliki cukup bakat untuk menawar barang dagangan.

Khususnya dalam melakukan transaksi di pasar tradisional atau pedagang "pinggiran" yang tidak menyematkan harga pas terhadap produk-produknya. 

Hal itu adalah memanfaatkan bahasa daerah. Lakukan komunikasi selama proses transaksi dengan menggunakan bahasa daerah yang digunakan di daerah setempat atau lebih khusus lagi sesuai bahasa daerah asal pedagang dimana kita tertarik untuk membeli. 

Pada umumnya pasar tradisional para pedagangnya kebanyakan berlatar belakang orang dari daerah atau perantau. Para pedagang itu banyak yang "kedaerahan" atau bukan asli orang kota. Lebih nyaman berbahasa daerahnya masing-masing seperti Sunda, Jawa, Madura, dan lain sebagainya. 

Saat ada orang yang cenderung formil akan membeli barang dagangan mereka dan calon pembeli itu menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi maka biasanya para pedagang tersebut akan menjajakan harga "terbaik" atau yang memberikan margin keuntungan tertinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun