Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tips Ngabuburit dalam Situasi PSBB

25 April 2020   07:14 Diperbarui: 25 April 2020   07:18 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ngabuburit semacam ini akan sulit kita temukan dalam Ramadan kali ini | Sumber gambar : faktualnews.co

Hindari kerumunan besar. Dilarang berkumpul lebih dari 5 orang. Pembatasan demikian berlaku selama periode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dijalankan. 

Otomatis segala jenis kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan berkumpulnya orang-orang dalam jumlah besar akan dibatasi, dilarang, dan kemungkinan besar akan dibubarkan oleh aparat terkait. Termasuk satu aktivitas yang satu ini, ngabuburit. Terutama ngabuburit yang melibatkan banyak orang didalamnya seperti yang umum terjadi di bulan suci Ramadan terdahulu. 

Ngabuburit adalah bagian dari "ritual" rutin tahunan yang dilakukan oleh sebagian orang tatkala menunggu adzan maghrib berkumandang. Kebanyakan dari mereka berkumpul di suatu tempat yang padat akan pengunjung dan ramai akan penjual takjil. 

Bersanda gurai dengan rekan sejawat atau keluarga sambil menikmati orang berlalu lalang. Sebagian yang lain berkeliling mencari jajanan untuk santap buka puasa. Tatkala adzan berkumandang, suasana hikmat menikmati sajian berbuka bersama sekerumunan warga begitu terasa. Seolah itulah saat-saat paling menyenangkan dalam momen berpuasa.

Selain berkumpul dan bersanda gurau di tengah keramaian, sebagian yang lain ada yang memilih untuk mengikuti majelis taklim atau majelis ilmu. Mendengarkan ceramah dari ustadz atau kyai sembari menunggu waktu berbuka. Berkumpul di masjid-masjid atau musholla sejak beberapa menit sebelum adzan berkumandang. 

Di sebagian tempat yang lain ada yang membagi-bagikan kupon untuk memperoleh takjil atau hidangan berbuka secara gratis. Sesuatu yang dulu saya dan rekan-rekan semasa kuliah hampir selalu jalani selama periode Ramadan. Para Pencari Takjil (PPT), demikian kami menyebut komunitas kala itu. Seru, menyenangkan. 

Sayangnya momen-momen semacam itu untuk Ramadan kali ini terpaksa harus dilupakan. COVID-19 mengubah kebiasaan kita untuk ngabuburit menantikan waktu berbuka. Tapi jangan bersedih terlalu lama, masih ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan momen serupa biarpun situasi sedang pandemi. Berikut mungkin beberapa tips yang bisa dicoba:

1. Membaca Buku dan Menulis Artikel untuk Media Masa atau Blog

Sembari menunggu waktu berbuka di rumah kita bisa mencoba melakukan hal ini. Membaca buku, surat kabar, atau yang lainnya. Selain menambah wawasan, membaca juga mengasah pikiran kita untuk lebih berkembang dari waktu ke waktu. Buku adalah jendela dunia, dan membaca adalah kuncinya. Demikian ungkapan bijak berkata. 

Semakin banyak membaca semakin baik. Pengetahuan kita bertambah, sudut pandang kita meluas, dan kebijaksanaan kita akan meningkat. Terlebih apabila kita bisa menuangkan sudut pandang kita itu ke dalam sebuah tulisan. Berbagi pandangan dengan orang lain dan mengajak serta mereka untuk turut memahami sesuatu secara berbeda. Sesuatu yang sebenarnya cukup asyik untuk dilakukan.

Berat? Mungkin pada awalnya. Tapi sebelum kita mencobanya maka kita tidak akan pernah bisa merasakan kenikmatan dibalik kebiasaan baru ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun