Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Maskerpreneur

9 April 2020   11:08 Diperbarui: 9 April 2020   11:15 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masker unik untuk eksis ditengah pandemi COVID-19 | Sumber gambar: kompas.com

Bukan baju gamis, bukan mukenah, bukan sarung, bukan pula pakaian berpernak-pernik sebagaimana umumnya orang cari menjelang periode Ramadhan dan Idhul Fitri, melainkan masker kain. Di tengah situasi pandemi seperti sekarang, semua orang lebih cenderung mengutamakan kesehatan serta keselamatan dirinya ketimbang berpenampilan baru atau parlente. 

COVID-19 telah membuat banyak pelaku bisnis mengeluhkan jumlah penghasilan yang terus menurun bahkan hilang. Namun di sisi lain ia juga membuka peluang usaha lain untuk menemukan momentumnya. Salah satu jenis usaha yang sedang sangat dibutuhkan saat ini adalah produsen masker kain.

Seiring rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO agar supaya masyarakat mengenakan masker saat beraktivitas, mau tidak mau hal ini menyebabkan permintaan akan masker meningkat begitu pesat. 

Tak ayal masker "konvensional" yang biasanya dengan mudah dijumpai di beberapa toko retail bahkan toko kelontong kecil sekalipun kini berubah seketika menjadi sesuatu yang langka. Kalaupun ada maka harganya pasti sudah meningkat berlipat ganda. Pembatasan jumlah pembelian tidak menghalangi langkanya jumlah pasokan di pasaran. Oleh karena itu perlu ada tindak lanjut yang bisa mengatasi kondisi ini. Produksi masker kain.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengajak segenap pelaku usaha agar ramai-ramai bergerak di bidang fasyen dan konveksi dalam rangka menyukseskan program pemerintah yaitu dengan memproduksi masker berbahan baku kain. 

Jika beberapa waktu terakhir sering digalakkan program enterpreneur, technopreneur, writerpreneur, dan lain sebagainya. Maka sekaranglah kesempatan para maskerpreneur untuk beraksi. Sekarang adalah kesempatan emas untuk merengguk keuntungan bisnis ditengah lonjakan permintaan yang begitu dahsyat di tengah-tengah masyarakat.

Beberapa waktu lalu ada seorang rekan yang kebetulan menjadi pelaku bisnis konveksi dan fesyen mengeluhkan sulitnya kondisi penjualan produk dagangannya. Pasar tanah abang tidak bisa lagi diandalkan untuk membantu pemasukannya. Jualan online pun juga tidak terlalu membantu. Biaya operasional entah bagaimana harus ia tanggung. 

Potret inilah yang barangkali dialami oleh banyak pelaku bisnis sejenis di luar sana. Namun tentu kita tidak bisa berpangku tangan dan berdiam diri sembari berharap semuanya segera membaik dengan sendirinya. Kita harus berusaha mencari cara lain untuk tetap bisa eksis ditengah badai kesulitan semacam ini. 

Pandemi COVID-19 yang sedang terjadi sekarang seolah sedang mendisrupsi kita agar lebih kreatif dalam bertindak, melangkah, dan bersikap. Pola pikir disrupsif mengajak kita untuk selalu mencari jalan keluar dan menolak segala batasan. Dan sepertinya terjun menjadi pelaku bisnis penyuplai masker kain merupakan jalan yang bisa ditempuh untuk saat ini. Minimal untuk sementara waktu sembari menunggu situasi membaik.

Selain menguntungkan secara bisnis, hal ini juga sangat membantu orang lain untuk melakukan upaya proteksi diri. Tinggal bagaimana masing-masing pelaku usaha mencurahkan kreativitas masing-masing agar supaya masker kain yang dibuat terlihat lebih menarik dan tentunya memenuhi spesifikasi keamanan yang ditentukan oleh pemerintah. Saatnya semua pihak berkolaborasi secara sosial dan secara ekonomi. Kita sangat butuh gotong royong untuk melewati masa-masa sulit ini.

Salam hangat,

Agil S Habib 

Refferensi:
[1]; [2]; [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun