Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Inilah Alasan Mengapa Pria Lebih Banyak yang Meninggal akibat Covid-19

7 April 2020   06:58 Diperbarui: 7 April 2020   07:09 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benarkah Pria Lebih Rentan Terhadap Serangan COVID-19? | Sumber gambar: aljazeera.com

Dan alasan keenam yaitu terkait kromosom X. Sebagaimana kita ketahui, pria memiliki kromosom XY sedangkan wanita XX. Adanya "ekstra" kromosom X inilah yang ditengari berpengaruh besar terhadap tingkat respon imun yang berimbas pada kemampuan tubuh seseorang dalam melawan patogen yang merasuk ke tubuhnya.

Bukan Vonis Mati
Berdasarkan data mungkin pria memiliki prosentase kasus fatal yang lebih besar ketimbang wanita akibat serangan COVID-19. Beberapa alasan tadi juga memberikan penjelasan mengapa kondisi seperti ini bisa terjadi. Namun dari keenam alasan yang sudah dikemukakan itu tiga diantaranya terkait erat dengan perilaku atau kebiasaan seseorang. 

Merokok, minum alkohol, kebiasaan mencuci tangan, dan kepedulian terhadap kesehatan diri bukanlah sebuah "vonis mati" yang menjadi monopoli pria. Seorang wanita bisa mengalami hal serupa. Begitu juga kebiasaan tersebut sebenarnya tergantung kemauan kita masing-masing untuk berubah atau tidak. 

Kesadaran diri kita adalah cara pertama untuk membuat semuanya menjadi baik-baik saja. Dengan tidak merokok, tidak meminum alkohol, selalu mencuci tangan, serta lebih peduli terhadap kondisi kesehatan masing-masing maka hal itu akan memberikan dampak positif terhadap upaya perlindungan diri kita.

Lalu bagaimana dengan alasan terkait sistem imunitas bawaan atau hormon dan juga kromosom pada tubuh pria dan wanita? Bukankah itu sudah menjadi ketentuan yang tidak bisa dipilih oleh semua orang? Mungkin sepintas terlihat demikian. 

Padahal kalau kita perhatikan data kesehatan yang ada, perbedaan kasus fatal antara pria dan wanita tidak jauh-jauh sekali bedanya. Selisihnya tidak mencolok. Terlebih, imunitas tubuh seseorang bisa "dirangsang" untuk bisa memproduksi lebih cepat. 

Apalagi sekarang ini sudah banyak beredar di pasaran suplemen vitamin yang menunjang hal itu. Yang membantu seseorang untuk mempercepat proses produksi imunitas tatkala terserang patogen dari luar. Saya pribadi meyakini bahwa pengaruh kebiasaan dan perilakulah yang lebih dominan dalam menentukan tingkat kefatalan serangan virus pada seorang pria atau wanita.

Ketika perilaku abai dipelihara dan hal itu ditunjang dengan keengganan kita untuk lebih waspada terhadap situasi yang rentan menyebabkan penyakit, maka lengkap sudah penderitaan yang bakal diterima. Pria atau wanita bukanlah pilihan, hal itu sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Semua orang memiliki kuasa penuh atas dirinya. Memilih peduli atau acuh, memilih abai atau waspada, memilih menyerah atau berjuang. Pada akhirnya semua keputusan berada di tangan kita masing-masing.

Salam hangat,

Agil S Habib 

Refferensi:
[1]; [2]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun