Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Katanya "Dilarang" Kencing Berdiri, Mengapa Justru Banyak Fasilitas Toilet Berdiri di Tempat Umum?

14 Desember 2019   10:59 Diperbarui: 14 Desember 2019   14:47 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali mengunjungi tempat-tempat umum seperti mall, stasiun, bandara, dan lain sebagainya hampir semuanya menyediakan fasilitas toilet pria untuk kencing dengan berdiri. Secara pribadi saya sebenarnya sangat tidak nyaman dengan kondisi ini.

Selain karena toilet berdiri kaum pria yang kebanyakan terbuka sehingga memungkinkan satu orang dengan orang yang lain bertemu muka, toilet berdiri juga tidak nyaman untuk dipakai. Saat buang air kecil terasa ada yang "belum tuntas". 

Hal ini ternyata diperkuat fakta penelitian di Departemen Urologi Leiden University Medical Center yang terdapat di Belanda. Menurut hasil penelitian ini, kencing sambil berdiri dapat meningkatkan risiko penyakit prostat pada pria.

Sebenarnya cukup mengherankan juga ketika sebagian besar fasilitas umum justru menyediakan layanan toilet untuk kencing dengan berdiri. Padahal sudah sejak lama juga kita memiliki pepatah "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari."

Barangkali pepatah ini hanya sebatas dipahami sebagai bagian dari aspek norma kesopanan dan etika perilaku saja. Padahal ternyata dibalik kebiasaan kencing sambil berdiri itu memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan.

Bahkan dalam agama Islam kita juga dilarang buang air kecil sambil berdiri. Salah satu sebabnya karena potensi najis yang tercecer dan mengenai pakaian yang kita kenakan. Tidak hanya itu, dibalik "peraturan" tersebut ternyata memiliki nilai manfaat yang cukup besar dari sisi kesehatan.

Terkait dengan kebiasaan ini beberapa negara bahkan memberlakukan peraturan tegas kepada warga negaranya agar tidak buang air kecil sambil berdiri. Taiwan dan Swedia adalah beberapa negara yang memberlakukan aturan ini karena menganggap kencing sambil berdiri adalah sesuatu yang menjijikkan.

Tidak menutup kemungkinan para leluhur kita juga memiliki budaya serupa sehingga sampai muncul pepatah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" itu. 

Lalu mengapa saat ini justru semakin "menjamur" fasilitas toilet umum pria yang "mendukung" dilakukannya kebiasaan kencing berdiri? Memang toilet yang sebagaimana dipergunakan kaum wanita juga ada di toilet pria.

Tetapi biasanya itu lebih diperuntukkan bagi mereka yang ingin Buang Air Besar (BAB). Menjadi lebih tidak nyaman lagi apabila toilet berbilik tersebut menggunakan WC duduk. Mereka yang ingin buang air kecil sambil jongkok semakin mengalami kesulitan.

Entah disengaja atau karena tidak tahu fasilitas umum yang tidak "bersahabat" dengan kesehatan dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Atau barangkali dengan pertimbangan praktis dan mempersingkat waktu saja sehingga fasilitas seperti itu diadakan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun